Only You Are My First and Last Love – Part 6
Title :
Only You Are My First and Last Love – Part 6
Author :
fcsboh
Genre :
Angst, Friendship, Romance
Length :
Chapter
Rating :
PG-15
Main Cast :
§ Park Hee Rin (OC)
§ No Min Woo (Boyfriend)
§ Jo Youngmin (Boyfriend)
§ Choi Min Ah (OC)
§ Jo Kwangmin (Boyfriend)
§ Kim Yoo Jin (OC)
Hai aku kembali J,
pertama-tama saya mau minta maaf yang sebesar-besar atas ke sangat terlambatan
ff ini. Saya harap kalian mau memaafkannya *hiks…hiks…. I’m very busy, so I’m very
sorry, mau kah kalian memaafkan saya yang tidak bertanggung jawab ini? jangan
maafkan*. Saya sangat sangat berterima kasih untuk para reader’s yang mau
membaca fanfic saya. Kalian tahu kalian
adalah penyemangat saya, I love you ALL*Hugs really tight*. Saya akan sangat
senang jika para readers mau menuliskan pendapat atau komentar teman-teman
tentang ff saya ini. Terima Kasih.
A/n: yang beraris
miring berari bahasa asing.
Selamat membaca
(^_^)
Cerita sebelumnya.
“Park Hee Rin” Hee
rin mendongakkan kepalanya mendengar Min ah dan suara namja yang memanggil
namanya secara bersamaan.
“Mwo? Minwooya?” Hee Rin benar-benar terkejut, tak
habis pikir dengan apa yang dilihatnya.
“Dan…Jo Youngmin”
Min ah dan Minwoo kini menunjuk kearah Kwangmin yang tidak tahu apa-apa.
The next chapter….
“Me?” Kwangmin menunjuk dirinya sendiri
dan kedua orang itu mengangguk, “No I’m
not.”
“Aigoooo Min Ah” Hee Rin berjalan kearah
Min Ah “kau kemana saja selama ini hah? Aku sangat merindukan mu, kau tahu”
ucapnya sambil memeluknya erat.
“Mianhe, aku juga merindukan mu Hee Rin”
Min Ah mempererat pelukan mereka. “Oh ya ngomong-ngomong kau Youngmin kan?” Min
Ah menunjuk kearah Kwangmin. Kwangmin hanya menggelengkan kepalanya.
“Jadi?” Minwoo
menimpali.
“Perkenalkan nama
saya Jo Kwangmin dan Youngmin bukan saya dan saya bukan Youngmin karena saya
adalah Kwangmin sitampan dan wanita cantik disamping ini adalah nae yeojachingu.” Kwangmin melihat ke Hee Rin yang sedang
membelalakan matanya karena ucapan pria itu.
“Mwoya? Jangan sembarangan. She’s my girl” ucap Minwwo kesal.
“Pletak” pukulan
mulus mendarat tepat di kepala Kwangmin, “Pabo!
Apa yang kau katakan? Cepat katakan dengan benar dan jangan mengarang!” desis Hee
Rin.
“Awww…oke kalau
begitu akan ku ulangi, ta-tapi benar kau pacar pria ini?” tanya nya sambil
berbisik. “Ya ampun Hee Rin selera mu ren-” Kwangmin menunjuk ke arah Minwoo
seolah-olah Minwoo tak pantas untuk wanita itu.
“Kwangmin...” Hee
Rin langsung memotong ucapan pria yang disampingnya itu dan menatapnya dengan tatapan
geram karena dia sudah tahu maksud pria itu.
“Ehem ehem…oke. Joneun Jo Kwangmin imnida bangeupsemnida”
Kwangamin menunduk sopan.
“Jadi kau benar
bukan Jo Youngmin si namja berambut
pirang dulu itu?” tanya Min Ah masih sedikit bingung.
“Aissshhh jinja…kenapa tidak ada yang
percaya kalau aku bukan si tukang tidur itu, jelas-jelas aku lebih tampan sedikit
darinya, walaupun hanya sedikit.” Kwangmin terkekeh pelan.
“Baiklah biar aku
yang jelaskan” Hee Rin menghela nafas, “jadi begini, dia ini memang bukan
Youngmin melainkan Kwangmin kembarannya Youngmin, mereka berdua adalah saudara
kembar” jelasnya.
“Oooohhhh” Min Ah
dan Minwoo hanya ber-oh ria.
“Oh ya, ngomong-ngomong
apakah kau juga kuliah disini?” Hee Rin bertanya kepada Min Ah yang sedang melihat
dan meneliti Kwangmin.
“Aigooo…daebakkkk benar-benar mirip
ckckckc” Min Ah menggeleng-gelengkan kepalanya sambil berdecak kagum.
“Min Ah kau tidak
mendengarku?” Hee Rin terlihat kesal karena Min Ah masih memperhatikan
Kwangmin. “YA! Choi Min Ah!” kali ini Hee rin berteriak agar Min Ah
mendengarnya dan ternyata berhasil.
“Eh? Ne ne. Jangan bilang kau juga berkuliah
disini?” tanya Min Ah.
“Aisshhh…dasar
kau.” Hee Rin berdecak melihat kelakuan sahabatnya itu. “Ne, seperi kata mu aku juga berkuliah disini. Ini benar benar gila
kita semua bertemu disatu kampus yang sama.”
“Oh ya teman-teman
maaf aku harus kembali” Min Ah tiba-tiba mengingat dia masih ada mata kuliah
selanjutnya. “kalau begitu aku permisi dulu, sampai ketemu lagi” Min Ah
melambaikan tangan sambil berjalan meninggalkan ruangan.
“…..”
“Jadi, apa kita
akan kembali ke kelas juga?” tanya Kwangmin untuk memecahkan keheningan.
“Oh iya, bagaimana
dengan mu?” Hee Rin mengarahkan pandangan nya pada Minwoo.
“Tidak, aku masih
ingin berada disini karena memang jam kuliah ku sudah selesai.”
“Kalau begitu bye
Minwoo” Hee Rin melambaikan tangan nya sambil tersenyum, tapi saat dia ingin
melangkah pergi dia menarik tangan wanita itu. “Kenapa Minwoo?” tanyanya, lalu
memberikan isyarat agar Kwangmin menunggu diluar.
“Hmm…apa kau punya
waktu hari Sabtu ini?”
“Hari Sabtu?
Memangnya nya kenapa? Apa kita mau kencan?”
“Iya Sabtu. Memang
nya kau sangat ingin berkencan dengan ku, huh?” Minwoo menggoda nya.
“Hah, pede sekali
kau” jawab Hee Rin sambil memutar bola matanya “terus kita akan apa hari Sabtu?”
“Aku ingin
membicara kan sesuatu, sangat penting jadi kau harus bisa” nada bicara nya
berubah menjadi serius.
“Penting?
Terdengar menyeramkan kalau kau yang mengatakannya” mereka tertawa bersamaan,
“oke baiklah dan hmmm….tapi dimana kita bertemu?”
“Di taman yang ada
didekat rumahmu saja.”
“Oh oke. Sampai
ketemu” pamit Hee rin.
Minwoo mengagguk
dan mengusap kepala nya. “hati-hati chagi”
katanya pelan.
Hee rin sempat
terhenti sebentar saat mendengar Minwoo memanggilnya ‘chagi’ lalu melanjutkan langkahnya lagi. Entah kenapa tiba-tiba
saja perasaan nya menjadi sedih, ya dulu Minwoo memang memanggilnya chagi
karena Hee rin adalah yeojachingu nya, tapi karena kesibukan masing-masing,
mereka jarang menghabiskan waktu bersama. Hee rin sempat berpikir apakah dia
mencintai Minwoo, karena yang dia tahu hatinya sudah dimiliki oleh pria yang
lain.
***
Kediam Jo, Yongsan
Gu 22nd
Sambil membawa dua cangir kopi Kwangmin
berjalan ke arah kamar hyungnya yang bersebelahan dengan kamarnya. Mereka
memang tidak satu kamar walaupun kembar.
“Hyung boleh aku
masuk? Aku membawakan kopi untukmu.” Kwangmin mengintip dari celah pintu yang
sedikit terbuka.
“Hmm” Youngmin
hanya mengguman.
Kwangmin melangkah
masuk dan meletak dan meletakkan kopi milik Youngim di atas meja belajarnya,
lalu duduk di tepi tempat tidur Youngmin sambil menyesap kopi nya sedikit
sedikit. “Hyung minumlah” katanya pada Youngmin yang bersandar pada tempat
tidur sambil membaca buku.
“Ada apa kau
kesini?” Youmgmin melirik kearah Kwangmin yang sedang tersenyum menatapnya,
“dan kenapa dengan senyum mu itu? Apa kau sudah mulai gila?” Kwangmin hanya
membalas dengan terkekeh.
“Hyung…” Kwangmin
berhenti lama sebelum melanjutkan kembali, “seperti nya aku benar-benar jatuh
cinta pada wanita itu.”
Yougmin sedikit
terkejut, ‘jangan bilang Hee rin’ pikirnya dan berkata “yang mana? Wanita kan
banyak” berharap itu bukan Hee rin nya, melihat dari awal masuk mereka berdua
memang dekat.
“Park Hee rin”
ucap Kwangmin seraya tersenyum lebar, “dia sungguh mempesona hyung”
Bingo~ seperti dugaan Youngmin, ternyata
benar yeoja itu adalah Hee rin. Pesonanya memang tidak bisa ditolak. Pria mana
yang tidak jatuh cinta padanya setelah melihat senyumnya. Sakit memang tapi apa
yang bisa dia lakukan, melihat dia bukan siapa-siapa bagi wanita itu.
“Tadinya dia mau
kuberikan padamu hyung, tapi sepertinya kau tidak berminat”
“Kau pikir dia
barang huh? Yang bisa kau berikan lalu kau buang. Jangan bermain-main kalau kau
tidak serius.”
“Tidak hyung, kali
ini aku serius” Kwangmin meyakinkan hyungnya, “dan ku harap dia juga
menyukaiku.”
Youngmin tidak
bisa menyalahkan Kwangmin kalau memang benar Hee rin menyukai adiknya itu. Yang
harus disalahkan adalah dirinya sendiri, yang dulunya bodoh sampai membuat
wanita itu membencinya. Di lain hal Kwangmin juga tidak tahu kalau ternyata
Youngmin mencintai Hee rin, yang adiknya itu tahu hanya mereka adalah teman
waktu kecil. Karena dia tidak ingin merusak kebahagiaan diwajah Kwangmin dia
hanya berkata “kalau begitu baguslah” hanya itu yang bisa dikatakannya.
“Tapi hyung…”
tiba-tiba senyumnya berbalik dan sekarang Kwangmin cemberut.
“Wae?”
“Dia milik
seseorang” jawabnya menunduk.
“Ah kan, wanita
seperti itu mana mungkin tidak punya pacar” Youngim mengerutkan keningnya lalu
melanjutkan, “tapi siapa pria beruntung itu?” Youngmin turun dari tempat tidur
untuk mengambil kopinya.
“Hmm…sebentar aku
ingat-ingat dulu, kemarin siang aku bertemu dengan nya diperpustakan saat aku
dan Hee rin sedang mencari objek untuk difoto” kwangmin mengetuk-ngetukan
jarinya di atas lututnya dan “Ah…kalau tidak salah namanya Minwoo” Youngmin
yang sedang menyesap kopinya langsung terbatuk, “kau kenapa hyung?” tanya Kwangmin
sedikit bingung.
“Kwangmin kau
harus merebutnya” Yongmin kembali meneguk kopinya dan kali ini tanpa terbatuk.
“Tapi kau harus
membantu ku hyung” Kwangmin memandang hyung nya penuh harap.
Youngmin berdecak
“apa yang harus kubantu, huh? Jangan menyusahkan ku, aku sudah cukup susah.” Dia
kembali meneguk kopinya.
“Kau undang dia
saat pesta pertunagan mu dan Yoo jin yang akan di adakan dua minggu lagi,
bagaimana?” Kali ini Youngmin tidak hanya terbatuk tapi menyemburkan kopi nya
tepat ke wajah Kwangmin.
“YA! Hyung, apa
lagi sekarang” teriak Kwangmin sambil menyentuh wajah nya yang basah.
Youngmin
memberikan tissue padanya “astaga Kwangmin, kau ini bisa membuat ku gila”
Youngmin mengacak-acak rambutnya frustasi.
“Kenapa kau harus
gila, kau kan tinggal mengundang nya saja dan aku akan mengajaknya datang
bersamaku.”
“Bukan itu
masalahnya, kau tidak mengerti.”
“Lalu apa hyung?
Apa kalian dulu tidak berhubungan baik? Mengingat waktu kalian bertemu mukanya
terlihat kesal.”
“Bisa dibilang
begitu” Yougmin tidak ingin mengatakan bahwa Hee Rin sebenarnya membencinya karena
itu akan membuat adiknya terus bertanya.
“Ya sudah kalau
begitu biar kusuruh Yoo Jin untuk meng-“
“Jangan!” Potong
Youngmin tiba-tiba, “jangan pernah libatkan wanita itu, dia itu pembuat masalah
jadi biar aku saja” ucap Youngmin akhirnya, dia tidak ingin wanita manja itu
bicara yang tidak-tidak.
“Baiklah hyung, jeongnmal gomawo” Kwangmin hendak
memeluk hyungnya dan langsung dihentikan oleh Youngmin.
“Sudah pergilah”
Youngmin menyeret adiknya itu kedekat pintu, mendorongnya keluar dan menutup
pintu. Kejamnya.
“YA! Hyung” teriak
Kwangmin dari luar.
Saat Kwangmin benar-benar sudah pergi, Youngmin kembali berbaring
ditempat tidurnya menyangga kepalanya dengan kedua tangan, menatap
langit-langit dan berpikir ‘bagaimana aku bisa mengundangnya tanpa merasakan
sakit, melihatnya menatapku dengan tatapan dingin saja membuat hatiku sakit
apalagi harus berada diruangan yang sama dengan nya dalam waktu yang lama dan
melihatnya berduaan dengan Kwangmin, Oh God itu pasti sangat menyiksa’ Youngmin
memejamkan matanya.
***
Seoul University
23rd
Kwangmin berjalan bersebelahan dengan Hee Rin menyusuri koridor
untuk menuju taman yang berada di belakang kampus, tempat yang biasa mereka
datangi bila sedang tidak ada jam kuliah atau jam pulang. Dari kejauhan ada dua
orang yang memperhatikan mereka, pertama dari arah yang berlawanan, Minwoo yang
sedang memperhatikan yeojachingu nya
berbicara sambil tertawa pada pria yang berada disampingnya dan yang kedua dari
arah taman belakang ke tempat yang akan mereka tuju. Dari sana Youngmin melihat
tawa riang wanita itu hanya karena perkataan Kwangmin yang mungkin lucu. Mereka
berdua tidak tahu kalau kedekatan mereka membuat dua orang terluka. Sebelum Hee
rin dan Kwangmin menyadari ada yang memperhatikan, keduanya segera beranjak meninggal
kan tempat mereka.
Hee rin mendudukan
dirinya di bangku yang ada di taman itu. “Kwangnin kau sudah makan siang?”
tanyan nya pada pria yang sedang asik dengan kameranya. Kwangmin sepertinya
tidak mendengar suara wanita itu sampai akhirnya sebuah pukulan mendarat
dikepalanya “plak” “YA! Apa kau mendengar ku, huh?” teriaknya dengan raut wajah
kesal.
Kwangmin
mengusap-usap kepalanya yang baru dipukul, “what’s
wrong baby?” dia bertanya sambil mengerutkan keningnya.
“Kau sudah makan
apa belum?” masih dengan raut wajah kesal Hee rin menambahkan “dan siapa yang
kau sebut baby, aku bukan baby mu.”
“Ckckck…kau galak
sekali, iya iya aku belum makan dan oh, you’ll
be my baby soon.” Kwangmin menyunggingkan senyumnya yang paling menawan.
Pipinya merona,
bukan karena perkataan pria itu melainkan senyumnya yang menurutnya sangat
tampan ‘Ya Tuhan mereka benar-benar mirip’ jantungnya pun berdetak dua kali
lebih cepat dari biasanya, Hee Rin mengalihkan pandangannya agar Kwangmin tidak
bisa melihatnya, lalu mengambil bekal yang sudah disiapkannya untuk mereka
berdua “ini makanlah” katanya sambil memberikannya pada Kwangmin.
“Woaaahhh…benarkah?
Kau baik sekali membuatkan bekal, gomawo”
“Ne. Aku sengaja membuat dua, satu untuk
mu dan satu untuk ku.”
Kwangmin hanya mengangguk-anggukkan
kepalanya sambil memakan bekalnya, “daebaakkk, ini enak sekali…Hee rin
menikahlah denganku.”
Hee Rin yang
mendengarnya langsung tersedak “mwo? Uhuk...uhuk...” Kwangmin tertawa sambil
mengusap-usap punggung supaya tidak batuk lalu memberikan air.”Kwangmin! Dasar
kau ini, tak bisa sehari saja kau tidak membuatku kesal.” Hee Rin melengkungkan
bibirnya.
“Cup cup
cup…jangan cemberut begitu, wajah mu jadi jelek.” Kwangmin menggodanya sambil
memegang dagu wanita itu.
“Jangan
pegang-pegang.” Hee Rin menepis tangan Kwangmin yang menyentuhnya.
“Aissshhh…wanita
ini benar-benar galak.” Kwangmin mengacak rambut Hee Rin dengan gemas.
“YA! Jangan
merusak rambut ku pabo.” Hee Rin
memukul lengan pria yang kali ini benar-benar membuatnya kesal.
“Ok ok, jangan
marah dong....” Kwangmin memperlihatkan wajah lucu agar Hee Rin tidak kesal,
dan bekata “hari Sabtu ke rumah ku ya?”
“Sabtu? Sabtu
minggu ini?”
“Yes, can you?” Kwangmin menutup bekalnya
dan mengembalikan nya ke Hee Rin. “Thank
you so much”
“Hmmm…sepertinya
aku tidak bisa, aku harus bertemu Minwoo Sabtu ini” jawab Hee Rin.
“Aahh…aku lupa kau
sudah punya pacar. Mau berkencan kah? Baiklah minggu depan saja.” Kwangmin
menunduk kecewa.
Hee Rin menyadari
raut kecewa diwajahnya. “Kami tidak berkencan, ada sesuatu yang penting yang
ingin Minwoo bicarakan, katanya sih begitu jadi aku minta maaf ya.” Hee Rin
jadi merasa tidak enak.
“It’s ok, you shouldn’t say sorry to me.”
Kwangmin menyunggingkan senyumnya, “tapi minggu depan kau harus kerumah ku
karena aku ingin menunjukkan sesuatu padamu.”
“Pasti” balas Hee
Rin sambil tersenyum.
“Kalau begitu mari
kita pulang, kajja.”Kwangmin
menunggunya merapikan bekalnya lalu menarik tangan wanita itu dan berjalan
meninggal bangku taman yang mereka duduki.
***
Crimson Park,
Saturday 25th
Sabtu itu Hee Rin sedang
bersiap-siap untuk bertemu Minwoo jam 10 di Crimson Park. Dia mengenakan
pakaian santai yang tidak terlalu mencolok, kaos berwarna putih dan jeans biru
dipadu dengan cardigan berwarna krem dan sneakers yang biasa dipakainya.
Sebelum pergi dia berpamitan dengan ibunya dan berangkat menuju taman yang
berada tidak jauh dari rumahnya. Saat tiba Hee Rin melihat Minwoo belum datang
dan dia memutuskan untuk duduk di salah satu bangku taman sambil bersenandung kecil.
‘Apa yang ingin di bicarakannya ya’ gumannya. Dia tak sadar kalau Minwoo sudah
berada tak jauh dibelakangnya.
“Hei! Sudah lama?”
Hee Rin dikejutkan dengan kedatangan Minwoo yang tiba-tiba.
“Aissshhh
Minwoo~ya kau mengagetkan ku saja.” Hee Rin melihat Minwoo menyeringai, “hei
kau jangan senyum-senyum, duduk sini” Hee rin menepuk tempat kosong yang ada
disebelahnya.
“Haha, masa begitu
saja kaget, iya aku duduk.” Minwoo duduk agak dekat dengan Hee Rin.
“YA! Kenapa
dekat-dekat?” Hee Rin menggeser duduknya.
“Wae? Tidak apa
kan kita duduk dekat-dekat? Aku kan namjachingu
mu chagi, kau lupa huh?” Minwoo merangkul pundaknya dan menariknya mendekat,
Hee Rin sempat meronta tapi akhirnya dia menyerah juga.
Hee Rin sebenarnya
gugup, tapi jantungnya tidak berdetak cepat seperti saat dia bersama Kwangmin.
“Jadi apa yang ingin kau bicara kan?” tanya nya.
“Aku akan
bertanya, tapi kau harus menjawabnya dengan jujur.” Minwoo melepaskan
rangkulannya dan memutar tubuh wanita itu agar mengahadapnya.
“Memangnya apa yang
ingin kau tanyakan kan, kulihat wajahmu serius sekali.” Hee Rin merasa tidak
nyaman dengan tatapan serius Minwoo. “Hei jangan menatapku seper—“
“Apakah kau
mencintaiku?” Minwoo memotong ucapan Hee Rin. Wanita itu tidak bergeming
sedikitpun karena pertanyaan yang diluar dugaan.
“….” Minwoo
menunggu jawaban nya. Hee Rin tidak tahu apa yang harus dia katakan.
To be countinue…
Ayo tebak Hee Rin
bakalan sama siapa? Penasaran kan? Tunggu cerita selanjutnya ya :-D
Maaf kalau typo
nya banyak >_<
Attention
Do not reupload
without my permission, thanks.