Minggu, 23 November 2014

Only You Are My First and Last Love – Part 6



Only You Are My First and Last Love – Part 6

Title                 : Only You Are My First and Last Love – Part 6
Author            : fcsboh
Genre              : Angst, Friendship, Romance
Length            : Chapter
Rating             : PG-15
Main Cast      :
§  Park Hee Rin (OC)
§  No Min Woo (Boyfriend)
§  Jo Youngmin (Boyfriend)
§  Choi Min Ah (OC)
§  Jo Kwangmin (Boyfriend)
§  Kim Yoo Jin (OC)


Hai aku kembali J, pertama-tama saya mau minta maaf yang sebesar-besar atas ke sangat terlambatan ff ini. Saya harap kalian mau memaafkannya *hiks…hiks…. I’m very busy, so I’m very sorry, mau kah kalian memaafkan saya yang tidak bertanggung jawab ini? jangan maafkan*. Saya sangat sangat berterima kasih untuk para reader’s yang mau membaca fanfic saya.  Kalian tahu kalian adalah penyemangat saya, I love you ALL*Hugs really tight*. Saya akan sangat senang jika para readers mau menuliskan pendapat atau komentar teman-teman tentang ff saya ini. Terima Kasih.

A/n: yang beraris miring berari bahasa asing.

Selamat membaca (^_^)

Cerita sebelumnya.

“Park Hee Rin” Hee rin mendongakkan kepalanya mendengar Min ah dan suara namja yang memanggil namanya secara bersamaan.

“Mwo? Minwooya?” Hee Rin benar-benar terkejut, tak habis pikir dengan apa yang dilihatnya.

“Dan…Jo Youngmin” Min ah dan Minwoo kini menunjuk kearah Kwangmin yang tidak tahu apa-apa.

The next chapter….

Me?” Kwangmin menunjuk dirinya sendiri dan kedua orang itu mengangguk, “No I’m not.

Aigoooo Min Ah” Hee Rin berjalan kearah Min Ah “kau kemana saja selama ini hah? Aku sangat merindukan mu, kau tahu” ucapnya sambil memeluknya erat.

Mianhe, aku juga merindukan mu Hee Rin” Min Ah mempererat pelukan mereka. “Oh ya ngomong-ngomong kau Youngmin kan?” Min Ah menunjuk kearah Kwangmin. Kwangmin hanya menggelengkan kepalanya.

“Jadi?” Minwoo menimpali.

“Perkenalkan nama saya Jo Kwangmin dan Youngmin bukan saya dan saya bukan Youngmin karena saya adalah Kwangmin sitampan dan wanita cantik disamping ini adalah nae yeojachingu.”  Kwangmin melihat ke Hee Rin yang sedang membelalakan matanya karena ucapan pria itu.

Mwoya? Jangan sembarangan. She’s my girl” ucap Minwwo kesal.

“Pletak” pukulan mulus mendarat tepat di kepala Kwangmin, “Pabo! Apa yang kau katakan? Cepat katakan dengan benar dan jangan mengarang!” desis Hee Rin.

“Awww…oke kalau begitu akan ku ulangi, ta-tapi benar kau pacar pria ini?” tanya nya sambil berbisik. “Ya ampun Hee Rin selera mu ren-” Kwangmin menunjuk ke arah Minwoo seolah-olah Minwoo tak pantas untuk wanita itu.

“Kwangmin...” Hee Rin langsung memotong ucapan pria yang disampingnya itu dan menatapnya dengan tatapan geram karena dia sudah tahu maksud pria itu.

“Ehem ehem…oke. Joneun Jo Kwangmin imnida bangeupsemnida” Kwangamin menunduk sopan.

“Jadi kau benar bukan Jo Youngmin si namja berambut pirang dulu itu?” tanya Min Ah masih sedikit bingung.

Aissshhh jinja…kenapa tidak ada yang percaya kalau aku bukan si tukang tidur itu, jelas-jelas aku lebih tampan sedikit darinya, walaupun hanya sedikit.”  Kwangmin terkekeh pelan.

“Baiklah biar aku yang jelaskan” Hee Rin menghela nafas, “jadi begini, dia ini memang bukan Youngmin melainkan Kwangmin kembarannya Youngmin, mereka berdua adalah saudara kembar” jelasnya.

“Oooohhhh” Min Ah dan Minwoo hanya ber-oh ria.

“Oh ya, ngomong-ngomong apakah kau juga kuliah disini?” Hee Rin bertanya kepada Min Ah yang sedang melihat dan meneliti Kwangmin.

Aigooo…daebakkkk benar-benar mirip ckckckc” Min Ah menggeleng-gelengkan kepalanya sambil berdecak kagum.

“Min Ah kau tidak mendengarku?” Hee Rin terlihat kesal karena Min Ah masih memperhatikan Kwangmin. “YA! Choi Min Ah!” kali ini Hee rin berteriak agar Min Ah mendengarnya dan ternyata berhasil.

“Eh? Ne ne. Jangan bilang kau juga berkuliah disini?” tanya Min Ah.

“Aisshhh…dasar kau.” Hee Rin berdecak melihat kelakuan sahabatnya itu. “Ne, seperi kata mu aku juga berkuliah disini. Ini benar benar gila kita semua bertemu disatu kampus yang sama.”

“Oh ya teman-teman maaf aku harus kembali” Min Ah tiba-tiba mengingat dia masih ada mata kuliah selanjutnya. “kalau begitu aku permisi dulu, sampai ketemu lagi” Min Ah melambaikan tangan sambil berjalan meninggalkan ruangan.

“…..”

“Jadi, apa kita akan kembali ke kelas juga?” tanya Kwangmin untuk memecahkan keheningan.
“Oh iya, bagaimana dengan mu?” Hee Rin mengarahkan pandangan nya pada Minwoo.

“Tidak, aku masih ingin berada disini karena memang jam kuliah ku sudah selesai.”

“Kalau begitu bye Minwoo” Hee Rin melambaikan tangan nya sambil tersenyum, tapi saat dia ingin melangkah pergi dia menarik tangan wanita itu. “Kenapa Minwoo?” tanyanya, lalu memberikan isyarat agar Kwangmin menunggu diluar.

“Hmm…apa kau punya waktu hari Sabtu ini?”

“Hari Sabtu? Memangnya nya kenapa? Apa kita mau kencan?”

“Iya Sabtu. Memang nya kau sangat ingin berkencan dengan ku, huh?” Minwoo menggoda nya.

“Hah, pede sekali kau” jawab Hee Rin sambil memutar bola matanya “terus kita akan apa hari Sabtu?”

“Aku ingin membicara kan sesuatu, sangat penting jadi kau harus bisa” nada bicara nya berubah menjadi serius.

“Penting? Terdengar menyeramkan kalau kau yang mengatakannya” mereka tertawa bersamaan, “oke baiklah dan hmmm….tapi dimana kita bertemu?”

“Di taman yang ada didekat rumahmu saja.”

“Oh oke. Sampai ketemu” pamit Hee rin.

Minwoo mengagguk dan mengusap kepala nya. “hati-hati chagi” katanya pelan.

Hee rin sempat terhenti sebentar saat mendengar Minwoo memanggilnya ‘chagi’ lalu melanjutkan langkahnya lagi. Entah kenapa tiba-tiba saja perasaan nya menjadi sedih, ya dulu Minwoo memang memanggilnya chagi karena Hee rin adalah yeojachingu nya, tapi karena kesibukan masing-masing, mereka jarang menghabiskan waktu bersama. Hee rin sempat berpikir apakah dia mencintai Minwoo, karena yang dia tahu hatinya sudah dimiliki oleh pria yang lain.

***

Kediam Jo, Yongsan Gu 22nd

            Sambil membawa dua cangir kopi Kwangmin berjalan ke arah kamar hyungnya yang bersebelahan dengan kamarnya. Mereka memang tidak satu kamar walaupun kembar.

“Hyung boleh aku masuk? Aku membawakan kopi untukmu.” Kwangmin mengintip dari celah pintu yang sedikit terbuka.

“Hmm” Youngmin hanya mengguman.

Kwangmin melangkah masuk dan meletak dan meletakkan kopi milik Youngim di atas meja belajarnya, lalu duduk di tepi tempat tidur Youngmin sambil menyesap kopi nya sedikit sedikit. “Hyung minumlah” katanya pada Youngmin yang bersandar pada tempat tidur sambil membaca buku.

“Ada apa kau kesini?” Youmgmin melirik kearah Kwangmin yang sedang tersenyum menatapnya, “dan kenapa dengan senyum mu itu? Apa kau sudah mulai gila?” Kwangmin hanya membalas dengan terkekeh.

“Hyung…” Kwangmin berhenti lama sebelum melanjutkan kembali, “seperti nya aku benar-benar jatuh cinta pada wanita itu.”

Yougmin sedikit terkejut, ‘jangan bilang Hee rin’ pikirnya dan berkata “yang mana? Wanita kan banyak” berharap itu bukan Hee rin nya, melihat dari awal masuk mereka berdua memang dekat.

“Park Hee rin” ucap Kwangmin seraya tersenyum lebar, “dia sungguh mempesona hyung”

Bingo~ seperti dugaan Youngmin, ternyata benar yeoja itu adalah Hee rin. Pesonanya memang tidak bisa ditolak. Pria mana yang tidak jatuh cinta padanya setelah melihat senyumnya. Sakit memang tapi apa yang bisa dia lakukan, melihat dia bukan siapa-siapa bagi wanita itu.

“Tadinya dia mau kuberikan padamu hyung, tapi sepertinya kau tidak berminat”

“Kau pikir dia barang huh? Yang bisa kau berikan lalu kau buang. Jangan bermain-main kalau kau tidak serius.”

“Tidak hyung, kali ini aku serius” Kwangmin meyakinkan hyungnya, “dan ku harap dia juga menyukaiku.”

Youngmin tidak bisa menyalahkan Kwangmin kalau memang benar Hee rin menyukai adiknya itu. Yang harus disalahkan adalah dirinya sendiri, yang dulunya bodoh sampai membuat wanita itu membencinya. Di lain hal Kwangmin juga tidak tahu kalau ternyata Youngmin mencintai Hee rin, yang adiknya itu tahu hanya mereka adalah teman waktu kecil. Karena dia tidak ingin merusak kebahagiaan diwajah Kwangmin dia hanya berkata “kalau begitu baguslah” hanya itu yang bisa dikatakannya.

“Tapi hyung…” tiba-tiba senyumnya berbalik dan sekarang Kwangmin cemberut.

Wae?”

“Dia milik seseorang” jawabnya menunduk.

“Ah kan, wanita seperti itu mana mungkin tidak punya pacar” Youngim mengerutkan keningnya lalu melanjutkan, “tapi siapa pria beruntung itu?” Youngmin turun dari tempat tidur untuk mengambil kopinya.

“Hmm…sebentar aku ingat-ingat dulu, kemarin siang aku bertemu dengan nya diperpustakan saat aku dan Hee rin sedang mencari objek untuk difoto” kwangmin mengetuk-ngetukan jarinya di atas lututnya dan “Ah…kalau tidak salah namanya Minwoo” Youngmin yang sedang menyesap kopinya langsung terbatuk, “kau kenapa hyung?” tanya Kwangmin sedikit bingung.

“Kwangmin kau harus merebutnya” Yongmin kembali meneguk kopinya dan kali ini tanpa terbatuk.

“Tapi kau harus membantu ku hyung” Kwangmin memandang hyung nya penuh harap.

Youngmin berdecak “apa yang harus kubantu, huh? Jangan menyusahkan ku, aku sudah cukup susah.” Dia kembali meneguk kopinya.

“Kau undang dia saat pesta pertunagan mu dan Yoo jin yang akan di adakan dua minggu lagi, bagaimana?” Kali ini Youngmin tidak hanya terbatuk tapi menyemburkan kopi nya tepat ke wajah Kwangmin.

“YA! Hyung, apa lagi sekarang” teriak Kwangmin sambil menyentuh wajah nya yang basah.

Youngmin memberikan tissue padanya “astaga Kwangmin, kau ini bisa membuat ku gila” Youngmin mengacak-acak rambutnya frustasi.

“Kenapa kau harus gila, kau kan tinggal mengundang nya saja dan aku akan mengajaknya datang bersamaku.”

“Bukan itu masalahnya, kau tidak mengerti.”

“Lalu apa hyung? Apa kalian dulu tidak berhubungan baik? Mengingat waktu kalian bertemu mukanya terlihat kesal.”

“Bisa dibilang begitu” Yougmin tidak ingin mengatakan bahwa Hee Rin sebenarnya membencinya karena itu akan membuat adiknya terus bertanya.

“Ya sudah kalau begitu biar kusuruh Yoo Jin untuk meng-“

“Jangan!” Potong Youngmin tiba-tiba, “jangan pernah libatkan wanita itu, dia itu pembuat masalah jadi biar aku saja” ucap Youngmin akhirnya, dia tidak ingin wanita manja itu bicara yang tidak-tidak.

“Baiklah hyung, jeongnmal gomawo” Kwangmin hendak memeluk hyungnya dan langsung dihentikan oleh Youngmin.

“Sudah pergilah” Youngmin menyeret adiknya itu kedekat pintu, mendorongnya keluar dan menutup pintu. Kejamnya.

“YA! Hyung” teriak Kwangmin dari luar.

Saat Kwangmin benar-benar sudah pergi, Youngmin kembali berbaring ditempat tidurnya menyangga kepalanya dengan kedua tangan, menatap langit-langit dan berpikir ‘bagaimana aku bisa mengundangnya tanpa merasakan sakit, melihatnya menatapku dengan tatapan dingin saja membuat hatiku sakit apalagi harus berada diruangan yang sama dengan nya dalam waktu yang lama dan melihatnya berduaan dengan Kwangmin, Oh God itu pasti sangat menyiksa’ Youngmin memejamkan matanya.

***

Seoul University 23rd

Kwangmin berjalan bersebelahan dengan Hee Rin menyusuri koridor untuk menuju taman yang berada di belakang kampus, tempat yang biasa mereka datangi bila sedang tidak ada jam kuliah atau jam pulang. Dari kejauhan ada dua orang yang memperhatikan mereka, pertama dari arah yang berlawanan, Minwoo yang sedang memperhatikan yeojachingu nya berbicara sambil tertawa pada pria yang berada disampingnya dan yang kedua dari arah taman belakang ke tempat yang akan mereka tuju. Dari sana Youngmin melihat tawa riang wanita itu hanya karena perkataan Kwangmin yang mungkin lucu. Mereka berdua tidak tahu kalau kedekatan mereka membuat dua orang terluka. Sebelum Hee rin dan Kwangmin menyadari ada yang memperhatikan, keduanya segera beranjak meninggal kan tempat mereka.

Hee rin mendudukan dirinya di bangku yang ada di taman itu. “Kwangnin kau sudah makan siang?” tanyan nya pada pria yang sedang asik dengan kameranya. Kwangmin sepertinya tidak mendengar suara wanita itu sampai akhirnya sebuah pukulan mendarat dikepalanya “plak” “YA! Apa kau mendengar ku, huh?” teriaknya dengan raut wajah kesal.

Kwangmin mengusap-usap kepalanya yang baru dipukul, “what’s wrong baby?” dia bertanya sambil mengerutkan keningnya.

“Kau sudah makan apa belum?” masih dengan raut wajah kesal Hee rin menambahkan “dan siapa yang kau sebut baby, aku bukan baby mu.”

“Ckckck…kau galak sekali, iya iya aku belum makan dan oh, you’ll be my baby soon.” Kwangmin menyunggingkan senyumnya yang paling menawan.

Pipinya merona, bukan karena perkataan pria itu melainkan senyumnya yang menurutnya sangat tampan ‘Ya Tuhan mereka benar-benar mirip’ jantungnya pun berdetak dua kali lebih cepat dari biasanya, Hee Rin mengalihkan pandangannya agar Kwangmin tidak bisa melihatnya, lalu mengambil bekal yang sudah disiapkannya untuk mereka berdua “ini makanlah” katanya sambil memberikannya pada Kwangmin.

“Woaaahhh…benarkah? Kau baik sekali membuatkan bekal, gomawo

Ne. Aku sengaja membuat dua, satu untuk mu dan satu untuk ku.”

Kwangmin hanya mengangguk-anggukkan kepalanya sambil memakan bekalnya, “daebaakkk, ini enak sekali…Hee rin menikahlah denganku.”

Hee Rin yang mendengarnya langsung tersedak “mwo? Uhuk...uhuk...” Kwangmin tertawa sambil mengusap-usap punggung supaya tidak batuk lalu memberikan air.”Kwangmin! Dasar kau ini, tak bisa sehari saja kau tidak membuatku kesal.” Hee Rin melengkungkan bibirnya.

“Cup cup cup…jangan cemberut begitu, wajah mu jadi jelek.” Kwangmin menggodanya sambil memegang dagu wanita itu.

“Jangan pegang-pegang.” Hee Rin menepis tangan Kwangmin yang menyentuhnya.

“Aissshhh…wanita ini benar-benar galak.” Kwangmin mengacak rambut Hee Rin dengan gemas.

“YA! Jangan merusak rambut ku pabo.” Hee Rin memukul lengan pria yang kali ini benar-benar membuatnya kesal.

“Ok ok, jangan marah dong....” Kwangmin memperlihatkan wajah lucu agar Hee Rin tidak kesal, dan bekata “hari Sabtu ke rumah ku ya?”

“Sabtu? Sabtu minggu ini?”

Yes, can you?” Kwangmin menutup bekalnya dan mengembalikan nya ke Hee Rin. “Thank you so much

“Hmmm…sepertinya aku tidak bisa, aku harus bertemu Minwoo Sabtu ini” jawab Hee Rin.

“Aahh…aku lupa kau sudah punya pacar. Mau berkencan kah? Baiklah minggu depan saja.” Kwangmin menunduk kecewa.

Hee Rin menyadari raut kecewa diwajahnya. “Kami tidak berkencan, ada sesuatu yang penting yang ingin Minwoo bicarakan, katanya sih begitu jadi aku minta maaf ya.” Hee Rin jadi merasa tidak enak.

It’s ok, you shouldn’t say sorry to me.” Kwangmin menyunggingkan senyumnya, “tapi minggu depan kau harus kerumah ku karena aku ingin menunjukkan sesuatu padamu.”

“Pasti” balas Hee Rin sambil tersenyum.

“Kalau begitu mari kita pulang, kajja.”Kwangmin menunggunya merapikan bekalnya lalu menarik tangan wanita itu dan berjalan meninggal bangku taman yang mereka duduki.

***

Crimson Park, Saturday 25th

            Sabtu itu Hee Rin sedang bersiap-siap untuk bertemu Minwoo jam 10 di Crimson Park. Dia mengenakan pakaian santai yang tidak terlalu mencolok, kaos berwarna putih dan jeans biru dipadu dengan cardigan berwarna krem dan sneakers yang biasa dipakainya. Sebelum pergi dia berpamitan dengan ibunya dan berangkat menuju taman yang berada tidak jauh dari rumahnya. Saat tiba Hee Rin melihat Minwoo belum datang dan dia memutuskan untuk duduk di salah satu bangku taman sambil bersenandung kecil. ‘Apa yang ingin di bicarakannya ya’ gumannya. Dia tak sadar kalau Minwoo sudah berada tak jauh dibelakangnya.

“Hei! Sudah lama?” Hee Rin dikejutkan dengan kedatangan Minwoo yang tiba-tiba.

“Aissshhh Minwoo~ya kau mengagetkan ku saja.” Hee Rin melihat Minwoo menyeringai, “hei kau jangan senyum-senyum, duduk sini” Hee rin menepuk tempat kosong yang ada disebelahnya.

“Haha, masa begitu saja kaget, iya aku duduk.” Minwoo duduk agak dekat dengan Hee Rin.

“YA! Kenapa dekat-dekat?” Hee Rin menggeser duduknya.

“Wae? Tidak apa kan kita duduk dekat-dekat? Aku kan namjachingu mu chagi, kau lupa huh?” Minwoo merangkul pundaknya dan menariknya mendekat, Hee Rin sempat meronta tapi akhirnya dia menyerah juga.

Hee Rin sebenarnya gugup, tapi jantungnya tidak berdetak cepat seperti saat dia bersama Kwangmin. “Jadi apa yang ingin kau bicara kan?” tanya nya.

“Aku akan bertanya, tapi kau harus menjawabnya dengan jujur.” Minwoo melepaskan rangkulannya dan memutar tubuh wanita itu agar mengahadapnya.

“Memangnya apa yang ingin kau tanyakan kan, kulihat wajahmu serius sekali.” Hee Rin merasa tidak nyaman dengan tatapan serius Minwoo. “Hei jangan menatapku seper—“

“Apakah kau mencintaiku?” Minwoo memotong ucapan Hee Rin. Wanita itu tidak bergeming sedikitpun karena pertanyaan yang diluar dugaan.

“….” Minwoo menunggu jawaban nya. Hee Rin tidak tahu apa yang harus dia katakan.

To be countinue…

Ayo tebak Hee Rin bakalan sama siapa? Penasaran kan? Tunggu cerita selanjutnya ya :-D
Maaf kalau typo nya banyak >_<

Attention
Do not reupload without my permission, thanks.

Jumat, 01 Agustus 2014

Only You are My First and Last Love – Part 5



Title                : Only You are My First and Last Love  – Part 5
Author            : Ricachan
Genre             : Sad romance, Friendship
Length            : Chapter
Rating             : PG-13
Main Cast      :
§  Park Hee Rin (OC)
§  No Min Woo (Boyfriend)
§  Jo Youngmin (Boyfriend)
§  Choi Min Ah (OC)
§  Jo Kwangmin (Boyfriend)
§  Kim Yoo Jin (OC)
Summary       : “Mungkin memang takdir yang akan mempertemukan mereka dan melihat siapakah dari mereka yang memang sudah ditakdirkan bersama. Tuhan sudah menujukan jalan tetapi kaulah yang memilih, keputusan ada ditanganmu”.


Sebelumnya sudah pernah di post di BFI, jika ada kesamaan berarti itu punya saya hehehe.
Hooola aku kembali membawa cerita selanjutnya hehe. Saya terharu ada yang mau membaca fanfic saya ini (~^_^~) terima kasih untuk para readers yang mau membacanya kalian adalah penyemangatku aku cinta kalian semua*kisseu mmmuuuaaahhh* hohohoho.
Maaf kalau cover nya ga bagus hehehe ^^
*note: Yang bergaris miring ucapan dalam hati.

Don't plagiarist or copy paste
Selamat membaca…miaw….
RCL yoo….

Cerita sebelumnya.

“Jo… Youngmin kau…” Hee rin tak tau harus berkata apa karena sangkin terkejutnya, ini sungguh diluar dugaan.

Cekidot :’3

“Oh mianhe” Youngmin sedikit terkejut, dia melepas tangan Hee rin dan pergi. Hee rin hanya diam sambil ternganga.

“Mwoya?” ucapnya tak percaya, dia tidak habis pikir sekarang namja itu seperti tak mengenalnya. Dengan mirisnya Hee rin hanya menatap kepergian Youngmin.

Hee rin berjalan sambil menggerutu, di sepanjang koridor dia mengumpat nama namja itu dan alhasil Hee rin telat untuk kelas kebudayaan dihari pertama dan lebih buruknya lagi Hee rin sekelas dengan namja berhati dingin itu -,-“ membuat moodnya bertambah buruk. Hee rin duduk kedua paling belakang dan disampingnya ada Kwangmin yang Hee rin pikir adalah Youngmin *kepedean sih* mungkin karena rambutnya sama dan mereka benar-benar mirip Hee rin tidak begitu menyadarinya. Sekilas yeoja itu melirik-lirik kearah namja itu dan ketika tertangkap basah dia hanya pura-pura merapikan poninya.

“Oke pelajaran kali ini sampai disini dulu, selamat pagi” ucap seongsangnim dan keluar kelas.

“Hello” sapa namja itu yang sambil mengedipkan sebelah matanya.

“Eh?” sejak kapan Youngmin menjadi genit padahal tadi dia bersikap seolah-olah tidak kenal, cih.

“Mwoya? Bukannya tadi kau berlagak sok tidak kenal padaku?” ucap Hee rin kesal.

“Kita memang tidak saling  nona cantik” Kwangmin menjawab dengan aksen Amerikanya.

“Kau baik-baik saja kan? Apa kau sakit?” Hee rin mencoba memeriksa namja itu dengan telapak tangannya, “tidak, kau sepertinya sehat-sehat saja” apa mungkin dia terkena amnesia? Aissh mollayo.

“Of course, I’m okay baby” Kwangmin menarik tangan yeoja itu dan mengecupnya, sontak itu membuat Hee rin kaget dan langsung menarik.

“YA! Jo Youngmin!” kelakuan orang ini membuat ku kesal.

“Daebak! Kau tahu nama hyungku, apa dia begitu terkenal? Ckckckck” Kwangmin mengulurkan tangan untuk menjabat tangan Hee rin “Jo Kwangmin imnida, aku kembaran dari Youngmin”

“Jinja?? Ani ani kau pasti bohongkan?” Hee rin menggeleng-geleng tidak percaya, sementara Kwangmin dari tadi menggantung tangannya menunggu yeoja itu menyambutnya.

“YA! Berikan tanganmumu” Kwangmin langsung menarik tangan yeoja itu dan tersenyum, tapi Hee rin langsung menariknya.

“YA! Aku tidak percaya?” Hee rin mengusap-mengusap tangannya yang habis dijabat Kwangmin, yeoja itu seolah-olah tak mau disentuh olehnya.

“Kau perlu bukti?” Kwangmin langsung menarik tangan Hee rin, yeoja itu tidak terima dan berusaha menahan tarikan youngmin, alhasil mereka main tarikan-tarikan (?).

“YA! Namja pabo” Hee rin terus berusaha untuk melepas tangnnya.

“Dasar yeoja keras kepala” Kwangmin melepas tangan Hee rin, dia menunduk bersiap ingin mengakat yeoja itu.

“YA! Kau mau apa huh?” Hee rin berusa mundur.

“Kau jangan teriak terus, telingaku sakit mendengar suaramu yang cempreng itu” Kwangmin malah mendekat dan dengan segera Hee rin menepis tangan Kwangmin. Kwangmin yang dari tadi sudah kesal kembali mendongakan wajahnya menatap yeoja keras kepala ini, ternyata jarak mereka sangat dekat, dia dapat menatap mata indah milik Hee rin. Sial yeoja ini benar-benar cantik, rambut coklatnya yang indah, matanya berwarna coklat dan tajam, hidungnya kecil dan mancung, alisnya yang terukir, wajah yang mulus, dan yang satu ini paling menggoda bibirnya yang seperti buah plum benar-benar mengudang. Oke Kwangmin berhenti menatapnya.

“YA! K-kau” Hee rin agak gugup ketika jarak mereka terlalu dekat dan namja itu terus menatapnya membuat jantungnya berpacu lebih cepat dari biasanya. Dia baru menyadari ternyata namja ini tampan ralat sungguh tampan. Hee rin mendorongnya pelan.

“Oh I’m sorry” Kwangmin menjadi salah tingkah membuat Hee rin menjadi bingung.

“Memangnya kau mau membawaku kemana?” sepertinya suasana menjadi canggung.

“Ikut aku” tanpa penjelasan Kwangmin menarik tangan Hee rin lagi dan yeoja itu kali ini menurut tidak meronta, entahlah dia juga tidak tahu.

Setelah melewati beberapa koridor dikampus, sampailah mereka ketempat yang dituju, yaitu bertemu dengan kembaran Kwangmin.

“Sebenarnya kau ingin mengajakku bertemu siapa?”

“Tunggu saja sebentar lagi kau akan segera melihatnya” Kwangmin dan Hee rin memasuki sebuah kelas yang sudah kosong tetapi masih ada satu namja yang sedang tertidur didalam sana.

“Baiklah aku percaya kalian kembar, karena Youngmin berbeda denganmu”

“Itu dia orangnya, dia memang suka tidur” Kwangmin berjalan ke meja yang berada dipaling belakang dan benar ada seorang namja sedang tidur. “Hyung pemalas bangun kau, lihat aku membawa yeoja cantik”.

Perlahan tetapi pasti *apasih haha* Youngmin mengangkat kepalanya saat mendengar dongsaeng kurang ajar itu menggangu tidurnya.

“Wooaa benar kalian kembar” Kwangmin mengangguk. Hee rin menganga sambil menatap saudara kembar itu bergantian, “dan benar-benar mirip ckckckc”

Yeongmin segara memalingkan wajahnya saat mendengar suara yeoja yang sudah sangat dikenalnya dan O.O mata mereka kembali bertemu, Youngmin segera mengalihkan pandangannya kearah Kwangmin. “Kenapa dia bisa ada disini?” Youngmin bertanya dengan nada tidak suka.

“Dia mengira aku adalah dirimu, dan dia tidak percaya saat kukatakan kalau kita kembar jadi ku ajak dia untuk melihat kebenaran” Kwangmin menjelaskan dengan singkat padat dan jelas “dan juga dia cantik kan hyung” tambahnya.

“Aku tidak tahu” Youngmin menjawab ketus. Tentu saja dia cantik semua orang yang melihat juga tahu kalau dia cantik, dasar Kwangmin pabo. “Cepat bawa dia pergi, kau mengganggu tidurku saja” entah apa yang membuat Youngmin berkata seperti itu.

“Oh ya nona kau belum memberi tahu nama mu?” Kwangmin tak mengubris perkataan hyungnya itu dan malah bertanya ke arah Hee rin.

“Park Hee Rin” Hee rin menekankan disetiap kata sambil menatap Kwangmin, “dan kau namja sialan” kali ini dia menunjuk ke arah Youngmin, “kau tidak perlu mengusir ku, aku juga akan pergi, karena aku tidak ingin bertemu denganmu apalagi melihatmu, cih” tidak, aku senang bertemu denganmu.

Hee rin memutuskan untuk pergi, tapi saat dia hendak melangkahkan kakinya dia melihat seorang yeoja cantik berada didepannya, kulit yang mulus rambut, surai hitam yang terurai dan juga badan yang proposional. Yeoja itu memasang wajah tidak suka saat melihat Hee rin dengan tatapan sinis nya dia berjalan kearah Youngmin.

“Chagiya siapa yeoja itu?” tanyanya dengan suara yang dibuat-buat agar terdengar manja, membuat Hee rin mual.

“Bukan urusanmu, kau juga cepat pergi jangan mengganggu istirahatku” Youngmin sepertinya kesal dengan kedatangan yeoja manja itu.

“Tapi oppa, aku kan baru saja datang?” yeoja itu semakin semakin membuat Hee rin mual dengan memanggil Youngmin oppa.

“YA! Kim Yoo Jin, apa kau tidak dengar hyungku bilang apa?” Kali ini Youngmin melihat kerarah Kwangmin karena meneriaki yeoja manja itu, dia melototkan matanya kearah Kwangmin seolah yang diucapkan Kwangmin salah.

“Kenapa hyung?” Kwangmin bingung dengan hyungnya yang kini melihat ke arah Hee rin.

“Mwo? Kim Yoo Jin?” ucap Hee rin terkejut, “kau Yoo Jin yang menyebalkan dulu?”

“Nona Park Hee Rin, apa yang sebenarnya terjadi, aku tidak mengerti maksud kalian semua?” kali ini Kwangmin benar-benar bingung, dan hyung nya kembali menatapnya dengan tatapan membunuh. “YA! Hyung what the fu*k do you mean, staring me with your death glare?”

“Ooooooohhhhhhh, jadi kau Park Hee rin” Yoo jin semakin menatapnya sinis, “long long long time no see, yap benar aku Kim Yoo Jin calon tunangannya Youngmin” yeoja itu mengulurkan tangannya untuk menjabat tangan Hee rin.

Hee rin menatapnya dengan tatapan terkejut dan melirik Youngmin yang juga sepertinya terkejut dengan ucapan yeoja manja itu.

“Chukae” dengan senyum terpaksa Hee rin menjabat tangan Yoo jin. Ayolah Hee rin jangan menangis, kau tidak boleh menangis didepan namja ini kau harus kuat. “kalau begitu aku pergi dulu” Hee rin yang sudah tak mampu menahan air matanya pergi melangkah keluar dari kelas yang menurutnya terkutuk itu.

Youngmin hanya memandangnya pergi tak menahannya ataupun mengatakan sesuatu pada Hee rin. Dia hanya tidak ingin memaksa yeoja itu karena seperti Hee rin biasa saja dengan yang barusan dikatakan Yoo jin. Youngmin memang nantinya akan ditunangkan dengan Yoo jin sesuai dengan persetujuan keluarga mereka.

“YA hyung! Kenapa kau biarkan nona itu pergi, kalian belum menjelaskan apa yang sebenarnya terjadi” Kwangmin menatap kesal ke arah hyung nya.

“Kami bertiga dulu bersekolah di taman kanak-kanak yang sama dan lihat saja tadi kami bertemu kembali dan mengadakan reunian kecil, apakah kau puas adikku sayang?” Kwangmin yang mendengarnya hanya memutar bola matanya.

“Tsk, terserah kau hyung, aku ingin mencarinya” Kwangmin pergi meninggalkan mereka berdua.

***

Tak terasa sekarang sudah memasuki akhir semester pertama, Hee rin sangat senang dengan perjuangnya biarpun hari-harinya harus berhadapan dengan namja sialan dan yeoja manja itu. Seiring berjalannya waktu Hee rin juga semakin dekat dengan Kwangmin walaupun awalnya wajah namja itu mengingatkannya pada Youngmin tapi karena sifat mereka yang berbeda jauh 360 derajat membuat Hee rin nyaman berada bersama namja itu. Dan untuk Minwoo, mereka jarang bertemu karena berbeda jurusan dan berbeda gedung dan tanpa sadar itu merenggakan jarak diantara mereka karena memang tak sepenuhnya Hee rin mencintai Minwoo, mungkin yeoja itu hanya menyayanginya sebagai sahabat.

Hari ini Hee rin sedang mencari objek bagus untuk tugas akhirnya, dia berkeliling di belakang kampus yang telihat sejuk dan bisa dibilang indah juga. Dibelakang kampus ini ada halaman luas dan terdapat banyak pohon, sepertinya Hee rin akan menjadikan tempat ini tempat favoritnya karena disini sepi tidak banyak orang yang lewat. Hee rin tak menyadari dari kejauhan ada seorang namja yang sedang duduk dan memandangnya dengan tersenyum yap siapa lagi kalau bukan Youngmin. Sebenarnya dari lubuk hati yang terdalam namja itu masih sangat mencintai Hee rin sekalipun dia menikah nanti. Ingin rasanya dia menghampiri yeoja itu dan memeluknya erat. Youngmin sangat merindukan suara indah yeoja itu, tawanya yang riang, senyumnya yang menawan, dan binar indah dimatanya ketika menatap namja itu. Senyum Youngmin pun pudar ketika melihat seorang namja menghampirinya yang tak lain adalah adiknya sendiri Kwangmin.

“Kwangmin say peace” dengan cepat Hee rin menggambil gambar namja itu yang belum menyiapkan gaya apapun.

“Ya Hee rin! Kenapa kau mengambil gambarku secara tiba-tiba”.

“Tidak apa-apa kau terlihat lucu kok” Hee rin hanya tersenyum lebar melihat tampang cengo Kwangmin.

“Tsk, terserah kau saja” Kwangmin mencubit pipi yeoja itu. Semakin hari kau membuatku semakin jatuh cinta padamu.

“Aww appo” Hee rin mengelus-elus pipinya.

“Cup cup cup, ayo kita pulang” Kwangmin mengelus pipi Hee rin dan menarik tangan yeoja itu.

***
Choi Min ah, kini yeoja itu sudah berada diSeoul. Dia berkuliah di universitas yang sama dengan Hee rin, Minwoo, Kwangmin, Youngmin dan Yoo Jin, tak ada yang menyadarinya begitu juga dengan Min ah, mungkin ini memang takdir.

Min ah sedang mencari buku diperpustakaan dan sepertinya dia menemukan buku yang dia cari tapi sayang dia tak bisa mengambilnya karena buku itu terlalu tinggi. Min ah tak menyerah dia mencoba berjinjit tetap saja tidak bisa diraih.

“Choi Min ah hwaiting” dia menyemangati dirinya sendiri dan mencoba meraih buku itu tapi tetap saja nihil.

Dibalik sela-sela rak buku ada seorang namja yang memerhatikan Min ah sambil tertawa kecil. Dia melihat yeoja itu melompat-lompat untuk meraih buku yang berada di rak atas. Karena tidak tega melihat yeoja itu kesusahan, namja itu pun menghampirinya dan membantunya mengambil buku itu. Saat Minwoo ingin mengambilnya tak sengaja tangan mereka bersentuhan, sontak membuat yeoja itu terkejut dan pandangan mereka bertemu. Minwoo baru sadar ternyata yeoja ini cantik dan sangat manis bila dilihat dari jarak sedekat ini. Entah kenapa jantungnya tiba-tiba berdetak dengan cepat.

Mereka saling menatap untuk beberapa saat. Namja yang selama ini di cintainya bahkan sampai saat ini kini berada dihadapannya dengan jarak sedekat ini membuat Min ah tak bisa berkutik. Sampai akhirnya Minwoo bersuara.

“Choi Min Ah, bogoshipoyo” Minwoo langsung memeluknya erat.

“Ah ne nado bogoshipo” Karena senang Minwoo memeluknya erat, Min ah pun mengeratkan pelukannya. Semoga Minwoo tak mendengar detak jangtungku.

Tiba-tiba ‘Ceklik’ suara flash lampu kamera membuat Min ah melepaskan pelukannya dan melihat asal sinar itu

“Wah bagus” namja yang tanpa merasa bersalah langsung pergi dengan membawa kameranya dan menghampiri yeoja yang sedang berdiri dekat jendela. “Lihat, ini baguskan?” namja itu memperlihatkan hasil gambarnya pada yeoja itu, belum sempat yeoja itu melihat gambarnya seseorang berteriak dari belakang.

“YA kau! Tidak sopan mengambil gambar orang sesuka mu” Min ah kesal pada kelalukan namja itu.

“Eh? Kwangmin dia sadar kalau kau mengambil gambarnya” Hee rin berbisik kearah namja itu, Kwangmin hanya mengangkat kedua bahunya. “Baiklah serahkan padaku” yeoja itu berbalik dan menundukan kepalanya “jeoseonghamnida” Hee rin mengangkat kepalanya dan tersenyum tapi senyumnya berubah menjadi menganga “Choi Min Ah” ucapnya tak percaya. Lalu mengambil kamera yang ada ditangan Kwangmin.

“Park Hee Rin” Hee rin mendongak mendengar Min ah dan suara namja memanggil namanya secara bersamaan.

“Mwo? Minwooya?” Hee rin benar-benar terkejut, tak habis pikir dengan apa yang dilihatnya.

“Dan…Jo Youngmin” Min ah dan Minwoo kini menunjuk kearah Kwangmin yang tidak tahu apa-apa.



To Be Continue….

Hwhwhwhwh :D
Otthe?? Gak seru ya? Maaf banget kalau mengecewakan. :’(
Author akan berusaha lagi ^^
Tunggu cerita selanjutnya ya…apakah yang akan terjadi diantara mereka? Apakah takdir berkata lain?

Oke Minta dukungannya sekalian, komen kalian sangat diharapkan.
Terima kasih sudah membaca dan menunggu kelanjutan ff ini. Aku cinta kalian.
Kalian setujunya Hee rin sama siapa?? kita liat saja ya hehehe
Salam manis semanis gula
~Ricachan >3<