Jumat, 01 Agustus 2014

Only You are My First and Last Love – Part 5



Title                : Only You are My First and Last Love  – Part 5
Author            : Ricachan
Genre             : Sad romance, Friendship
Length            : Chapter
Rating             : PG-13
Main Cast      :
§  Park Hee Rin (OC)
§  No Min Woo (Boyfriend)
§  Jo Youngmin (Boyfriend)
§  Choi Min Ah (OC)
§  Jo Kwangmin (Boyfriend)
§  Kim Yoo Jin (OC)
Summary       : “Mungkin memang takdir yang akan mempertemukan mereka dan melihat siapakah dari mereka yang memang sudah ditakdirkan bersama. Tuhan sudah menujukan jalan tetapi kaulah yang memilih, keputusan ada ditanganmu”.


Sebelumnya sudah pernah di post di BFI, jika ada kesamaan berarti itu punya saya hehehe.
Hooola aku kembali membawa cerita selanjutnya hehe. Saya terharu ada yang mau membaca fanfic saya ini (~^_^~) terima kasih untuk para readers yang mau membacanya kalian adalah penyemangatku aku cinta kalian semua*kisseu mmmuuuaaahhh* hohohoho.
Maaf kalau cover nya ga bagus hehehe ^^
*note: Yang bergaris miring ucapan dalam hati.

Don't plagiarist or copy paste
Selamat membaca…miaw….
RCL yoo….

Cerita sebelumnya.

“Jo… Youngmin kau…” Hee rin tak tau harus berkata apa karena sangkin terkejutnya, ini sungguh diluar dugaan.

Cekidot :’3

“Oh mianhe” Youngmin sedikit terkejut, dia melepas tangan Hee rin dan pergi. Hee rin hanya diam sambil ternganga.

“Mwoya?” ucapnya tak percaya, dia tidak habis pikir sekarang namja itu seperti tak mengenalnya. Dengan mirisnya Hee rin hanya menatap kepergian Youngmin.

Hee rin berjalan sambil menggerutu, di sepanjang koridor dia mengumpat nama namja itu dan alhasil Hee rin telat untuk kelas kebudayaan dihari pertama dan lebih buruknya lagi Hee rin sekelas dengan namja berhati dingin itu -,-“ membuat moodnya bertambah buruk. Hee rin duduk kedua paling belakang dan disampingnya ada Kwangmin yang Hee rin pikir adalah Youngmin *kepedean sih* mungkin karena rambutnya sama dan mereka benar-benar mirip Hee rin tidak begitu menyadarinya. Sekilas yeoja itu melirik-lirik kearah namja itu dan ketika tertangkap basah dia hanya pura-pura merapikan poninya.

“Oke pelajaran kali ini sampai disini dulu, selamat pagi” ucap seongsangnim dan keluar kelas.

“Hello” sapa namja itu yang sambil mengedipkan sebelah matanya.

“Eh?” sejak kapan Youngmin menjadi genit padahal tadi dia bersikap seolah-olah tidak kenal, cih.

“Mwoya? Bukannya tadi kau berlagak sok tidak kenal padaku?” ucap Hee rin kesal.

“Kita memang tidak saling  nona cantik” Kwangmin menjawab dengan aksen Amerikanya.

“Kau baik-baik saja kan? Apa kau sakit?” Hee rin mencoba memeriksa namja itu dengan telapak tangannya, “tidak, kau sepertinya sehat-sehat saja” apa mungkin dia terkena amnesia? Aissh mollayo.

“Of course, I’m okay baby” Kwangmin menarik tangan yeoja itu dan mengecupnya, sontak itu membuat Hee rin kaget dan langsung menarik.

“YA! Jo Youngmin!” kelakuan orang ini membuat ku kesal.

“Daebak! Kau tahu nama hyungku, apa dia begitu terkenal? Ckckckck” Kwangmin mengulurkan tangan untuk menjabat tangan Hee rin “Jo Kwangmin imnida, aku kembaran dari Youngmin”

“Jinja?? Ani ani kau pasti bohongkan?” Hee rin menggeleng-geleng tidak percaya, sementara Kwangmin dari tadi menggantung tangannya menunggu yeoja itu menyambutnya.

“YA! Berikan tanganmumu” Kwangmin langsung menarik tangan yeoja itu dan tersenyum, tapi Hee rin langsung menariknya.

“YA! Aku tidak percaya?” Hee rin mengusap-mengusap tangannya yang habis dijabat Kwangmin, yeoja itu seolah-olah tak mau disentuh olehnya.

“Kau perlu bukti?” Kwangmin langsung menarik tangan Hee rin, yeoja itu tidak terima dan berusaha menahan tarikan youngmin, alhasil mereka main tarikan-tarikan (?).

“YA! Namja pabo” Hee rin terus berusaha untuk melepas tangnnya.

“Dasar yeoja keras kepala” Kwangmin melepas tangan Hee rin, dia menunduk bersiap ingin mengakat yeoja itu.

“YA! Kau mau apa huh?” Hee rin berusa mundur.

“Kau jangan teriak terus, telingaku sakit mendengar suaramu yang cempreng itu” Kwangmin malah mendekat dan dengan segera Hee rin menepis tangan Kwangmin. Kwangmin yang dari tadi sudah kesal kembali mendongakan wajahnya menatap yeoja keras kepala ini, ternyata jarak mereka sangat dekat, dia dapat menatap mata indah milik Hee rin. Sial yeoja ini benar-benar cantik, rambut coklatnya yang indah, matanya berwarna coklat dan tajam, hidungnya kecil dan mancung, alisnya yang terukir, wajah yang mulus, dan yang satu ini paling menggoda bibirnya yang seperti buah plum benar-benar mengudang. Oke Kwangmin berhenti menatapnya.

“YA! K-kau” Hee rin agak gugup ketika jarak mereka terlalu dekat dan namja itu terus menatapnya membuat jantungnya berpacu lebih cepat dari biasanya. Dia baru menyadari ternyata namja ini tampan ralat sungguh tampan. Hee rin mendorongnya pelan.

“Oh I’m sorry” Kwangmin menjadi salah tingkah membuat Hee rin menjadi bingung.

“Memangnya kau mau membawaku kemana?” sepertinya suasana menjadi canggung.

“Ikut aku” tanpa penjelasan Kwangmin menarik tangan Hee rin lagi dan yeoja itu kali ini menurut tidak meronta, entahlah dia juga tidak tahu.

Setelah melewati beberapa koridor dikampus, sampailah mereka ketempat yang dituju, yaitu bertemu dengan kembaran Kwangmin.

“Sebenarnya kau ingin mengajakku bertemu siapa?”

“Tunggu saja sebentar lagi kau akan segera melihatnya” Kwangmin dan Hee rin memasuki sebuah kelas yang sudah kosong tetapi masih ada satu namja yang sedang tertidur didalam sana.

“Baiklah aku percaya kalian kembar, karena Youngmin berbeda denganmu”

“Itu dia orangnya, dia memang suka tidur” Kwangmin berjalan ke meja yang berada dipaling belakang dan benar ada seorang namja sedang tidur. “Hyung pemalas bangun kau, lihat aku membawa yeoja cantik”.

Perlahan tetapi pasti *apasih haha* Youngmin mengangkat kepalanya saat mendengar dongsaeng kurang ajar itu menggangu tidurnya.

“Wooaa benar kalian kembar” Kwangmin mengangguk. Hee rin menganga sambil menatap saudara kembar itu bergantian, “dan benar-benar mirip ckckckc”

Yeongmin segara memalingkan wajahnya saat mendengar suara yeoja yang sudah sangat dikenalnya dan O.O mata mereka kembali bertemu, Youngmin segera mengalihkan pandangannya kearah Kwangmin. “Kenapa dia bisa ada disini?” Youngmin bertanya dengan nada tidak suka.

“Dia mengira aku adalah dirimu, dan dia tidak percaya saat kukatakan kalau kita kembar jadi ku ajak dia untuk melihat kebenaran” Kwangmin menjelaskan dengan singkat padat dan jelas “dan juga dia cantik kan hyung” tambahnya.

“Aku tidak tahu” Youngmin menjawab ketus. Tentu saja dia cantik semua orang yang melihat juga tahu kalau dia cantik, dasar Kwangmin pabo. “Cepat bawa dia pergi, kau mengganggu tidurku saja” entah apa yang membuat Youngmin berkata seperti itu.

“Oh ya nona kau belum memberi tahu nama mu?” Kwangmin tak mengubris perkataan hyungnya itu dan malah bertanya ke arah Hee rin.

“Park Hee Rin” Hee rin menekankan disetiap kata sambil menatap Kwangmin, “dan kau namja sialan” kali ini dia menunjuk ke arah Youngmin, “kau tidak perlu mengusir ku, aku juga akan pergi, karena aku tidak ingin bertemu denganmu apalagi melihatmu, cih” tidak, aku senang bertemu denganmu.

Hee rin memutuskan untuk pergi, tapi saat dia hendak melangkahkan kakinya dia melihat seorang yeoja cantik berada didepannya, kulit yang mulus rambut, surai hitam yang terurai dan juga badan yang proposional. Yeoja itu memasang wajah tidak suka saat melihat Hee rin dengan tatapan sinis nya dia berjalan kearah Youngmin.

“Chagiya siapa yeoja itu?” tanyanya dengan suara yang dibuat-buat agar terdengar manja, membuat Hee rin mual.

“Bukan urusanmu, kau juga cepat pergi jangan mengganggu istirahatku” Youngmin sepertinya kesal dengan kedatangan yeoja manja itu.

“Tapi oppa, aku kan baru saja datang?” yeoja itu semakin semakin membuat Hee rin mual dengan memanggil Youngmin oppa.

“YA! Kim Yoo Jin, apa kau tidak dengar hyungku bilang apa?” Kali ini Youngmin melihat kerarah Kwangmin karena meneriaki yeoja manja itu, dia melototkan matanya kearah Kwangmin seolah yang diucapkan Kwangmin salah.

“Kenapa hyung?” Kwangmin bingung dengan hyungnya yang kini melihat ke arah Hee rin.

“Mwo? Kim Yoo Jin?” ucap Hee rin terkejut, “kau Yoo Jin yang menyebalkan dulu?”

“Nona Park Hee Rin, apa yang sebenarnya terjadi, aku tidak mengerti maksud kalian semua?” kali ini Kwangmin benar-benar bingung, dan hyung nya kembali menatapnya dengan tatapan membunuh. “YA! Hyung what the fu*k do you mean, staring me with your death glare?”

“Ooooooohhhhhhh, jadi kau Park Hee rin” Yoo jin semakin menatapnya sinis, “long long long time no see, yap benar aku Kim Yoo Jin calon tunangannya Youngmin” yeoja itu mengulurkan tangannya untuk menjabat tangan Hee rin.

Hee rin menatapnya dengan tatapan terkejut dan melirik Youngmin yang juga sepertinya terkejut dengan ucapan yeoja manja itu.

“Chukae” dengan senyum terpaksa Hee rin menjabat tangan Yoo jin. Ayolah Hee rin jangan menangis, kau tidak boleh menangis didepan namja ini kau harus kuat. “kalau begitu aku pergi dulu” Hee rin yang sudah tak mampu menahan air matanya pergi melangkah keluar dari kelas yang menurutnya terkutuk itu.

Youngmin hanya memandangnya pergi tak menahannya ataupun mengatakan sesuatu pada Hee rin. Dia hanya tidak ingin memaksa yeoja itu karena seperti Hee rin biasa saja dengan yang barusan dikatakan Yoo jin. Youngmin memang nantinya akan ditunangkan dengan Yoo jin sesuai dengan persetujuan keluarga mereka.

“YA hyung! Kenapa kau biarkan nona itu pergi, kalian belum menjelaskan apa yang sebenarnya terjadi” Kwangmin menatap kesal ke arah hyung nya.

“Kami bertiga dulu bersekolah di taman kanak-kanak yang sama dan lihat saja tadi kami bertemu kembali dan mengadakan reunian kecil, apakah kau puas adikku sayang?” Kwangmin yang mendengarnya hanya memutar bola matanya.

“Tsk, terserah kau hyung, aku ingin mencarinya” Kwangmin pergi meninggalkan mereka berdua.

***

Tak terasa sekarang sudah memasuki akhir semester pertama, Hee rin sangat senang dengan perjuangnya biarpun hari-harinya harus berhadapan dengan namja sialan dan yeoja manja itu. Seiring berjalannya waktu Hee rin juga semakin dekat dengan Kwangmin walaupun awalnya wajah namja itu mengingatkannya pada Youngmin tapi karena sifat mereka yang berbeda jauh 360 derajat membuat Hee rin nyaman berada bersama namja itu. Dan untuk Minwoo, mereka jarang bertemu karena berbeda jurusan dan berbeda gedung dan tanpa sadar itu merenggakan jarak diantara mereka karena memang tak sepenuhnya Hee rin mencintai Minwoo, mungkin yeoja itu hanya menyayanginya sebagai sahabat.

Hari ini Hee rin sedang mencari objek bagus untuk tugas akhirnya, dia berkeliling di belakang kampus yang telihat sejuk dan bisa dibilang indah juga. Dibelakang kampus ini ada halaman luas dan terdapat banyak pohon, sepertinya Hee rin akan menjadikan tempat ini tempat favoritnya karena disini sepi tidak banyak orang yang lewat. Hee rin tak menyadari dari kejauhan ada seorang namja yang sedang duduk dan memandangnya dengan tersenyum yap siapa lagi kalau bukan Youngmin. Sebenarnya dari lubuk hati yang terdalam namja itu masih sangat mencintai Hee rin sekalipun dia menikah nanti. Ingin rasanya dia menghampiri yeoja itu dan memeluknya erat. Youngmin sangat merindukan suara indah yeoja itu, tawanya yang riang, senyumnya yang menawan, dan binar indah dimatanya ketika menatap namja itu. Senyum Youngmin pun pudar ketika melihat seorang namja menghampirinya yang tak lain adalah adiknya sendiri Kwangmin.

“Kwangmin say peace” dengan cepat Hee rin menggambil gambar namja itu yang belum menyiapkan gaya apapun.

“Ya Hee rin! Kenapa kau mengambil gambarku secara tiba-tiba”.

“Tidak apa-apa kau terlihat lucu kok” Hee rin hanya tersenyum lebar melihat tampang cengo Kwangmin.

“Tsk, terserah kau saja” Kwangmin mencubit pipi yeoja itu. Semakin hari kau membuatku semakin jatuh cinta padamu.

“Aww appo” Hee rin mengelus-elus pipinya.

“Cup cup cup, ayo kita pulang” Kwangmin mengelus pipi Hee rin dan menarik tangan yeoja itu.

***
Choi Min ah, kini yeoja itu sudah berada diSeoul. Dia berkuliah di universitas yang sama dengan Hee rin, Minwoo, Kwangmin, Youngmin dan Yoo Jin, tak ada yang menyadarinya begitu juga dengan Min ah, mungkin ini memang takdir.

Min ah sedang mencari buku diperpustakaan dan sepertinya dia menemukan buku yang dia cari tapi sayang dia tak bisa mengambilnya karena buku itu terlalu tinggi. Min ah tak menyerah dia mencoba berjinjit tetap saja tidak bisa diraih.

“Choi Min ah hwaiting” dia menyemangati dirinya sendiri dan mencoba meraih buku itu tapi tetap saja nihil.

Dibalik sela-sela rak buku ada seorang namja yang memerhatikan Min ah sambil tertawa kecil. Dia melihat yeoja itu melompat-lompat untuk meraih buku yang berada di rak atas. Karena tidak tega melihat yeoja itu kesusahan, namja itu pun menghampirinya dan membantunya mengambil buku itu. Saat Minwoo ingin mengambilnya tak sengaja tangan mereka bersentuhan, sontak membuat yeoja itu terkejut dan pandangan mereka bertemu. Minwoo baru sadar ternyata yeoja ini cantik dan sangat manis bila dilihat dari jarak sedekat ini. Entah kenapa jantungnya tiba-tiba berdetak dengan cepat.

Mereka saling menatap untuk beberapa saat. Namja yang selama ini di cintainya bahkan sampai saat ini kini berada dihadapannya dengan jarak sedekat ini membuat Min ah tak bisa berkutik. Sampai akhirnya Minwoo bersuara.

“Choi Min Ah, bogoshipoyo” Minwoo langsung memeluknya erat.

“Ah ne nado bogoshipo” Karena senang Minwoo memeluknya erat, Min ah pun mengeratkan pelukannya. Semoga Minwoo tak mendengar detak jangtungku.

Tiba-tiba ‘Ceklik’ suara flash lampu kamera membuat Min ah melepaskan pelukannya dan melihat asal sinar itu

“Wah bagus” namja yang tanpa merasa bersalah langsung pergi dengan membawa kameranya dan menghampiri yeoja yang sedang berdiri dekat jendela. “Lihat, ini baguskan?” namja itu memperlihatkan hasil gambarnya pada yeoja itu, belum sempat yeoja itu melihat gambarnya seseorang berteriak dari belakang.

“YA kau! Tidak sopan mengambil gambar orang sesuka mu” Min ah kesal pada kelalukan namja itu.

“Eh? Kwangmin dia sadar kalau kau mengambil gambarnya” Hee rin berbisik kearah namja itu, Kwangmin hanya mengangkat kedua bahunya. “Baiklah serahkan padaku” yeoja itu berbalik dan menundukan kepalanya “jeoseonghamnida” Hee rin mengangkat kepalanya dan tersenyum tapi senyumnya berubah menjadi menganga “Choi Min Ah” ucapnya tak percaya. Lalu mengambil kamera yang ada ditangan Kwangmin.

“Park Hee Rin” Hee rin mendongak mendengar Min ah dan suara namja memanggil namanya secara bersamaan.

“Mwo? Minwooya?” Hee rin benar-benar terkejut, tak habis pikir dengan apa yang dilihatnya.

“Dan…Jo Youngmin” Min ah dan Minwoo kini menunjuk kearah Kwangmin yang tidak tahu apa-apa.



To Be Continue….

Hwhwhwhwh :D
Otthe?? Gak seru ya? Maaf banget kalau mengecewakan. :’(
Author akan berusaha lagi ^^
Tunggu cerita selanjutnya ya…apakah yang akan terjadi diantara mereka? Apakah takdir berkata lain?

Oke Minta dukungannya sekalian, komen kalian sangat diharapkan.
Terima kasih sudah membaca dan menunggu kelanjutan ff ini. Aku cinta kalian.
Kalian setujunya Hee rin sama siapa?? kita liat saja ya hehehe
Salam manis semanis gula
~Ricachan >3<

Only You are My First and Last Love - Part 4




Title                : Only You are My First and Last Love  – Part 4
Author            : Frederica
Genre             : Sad, romance, friendship
Length            : Chapter
Rating             : PG - 13
Main Cast      :
~ Park Hee Rin (OC)
~ No Min Woo (Boyfriend)
~ Jo Youngmin (Boyfriend)
~ Choi Min Ah (OC)
~ Jo Kwangmin (Boyfriend)
~ Kim Yoo Jin (OC)

Ini part 4 nya, sebelumnya sudah pernah dipost di BIF. Jika ada kesamaan berarti itu memang punya saya hehehe, karena saya hanya mengganti nama saya saja.

Happy Reading !!
RCL please….
miaw…


Satu setengah tahun berlalu sejak kejadian itu, semenjak itu hidupnya kembali normal. Sekarang sudah memasuki pertengahan musim semi. Sebentar lagi tahun ajaran mahasiswa baru akan dimulai membuat siswa satu sekolah mempersiapkan diri untuk ujian kelulusan termasuk Hee rin dan Minwoo.

“Minwoo~ya kau ingin kuliah dimana nanti?” tanya Hee rin yang sekarang sudah memjadi yeojachingu nya itu.

“Aku ingin satu kuliah denganmu?” jawabnya.

“Huh kau ini” jawab Hee rin kesal mengerutkan dahinya.

“Wae chagi?” tanya Minwoo menatap yeojanya itu, “memangnya kau tidak suka, ha?” ucap Minwoo seraya menyentil dahi Hee rin.

“Aissh… gurae araso, kau begitu mencintaiku kan? sampai-sampai tidak ingin berpisah denganku” jawab Hee rin sambil mengusap-usap dahinya.

“Mwoo??” Minwoo membulatkankan mulutnya mendengarkan perkataan yeojanya itu, “kalau memang iya kenapa?” ucapnya dan mendekatkan wajahnya ke wajah Hee rin seperti ingin menantang yeoja itu.

“Oh ya” Hee rin menantangnya balik dia tidak sadar kalau wajah mereka hanya berjarak satu centi saja, “baiklah kalau begitu ayo kita berjuang bersama-sama” ucap Hee rin dan bangkit berdiri tapi Minwoo menahannya kembali keposisinya dan menatapnya lama membuat nafas Hee rin tercekat, “apakah dia ingin menciumku” pikirnya.

“Kenapa tegang begitu??” tanya Minwoo.

“Ah, ani” jawab Hee rin lalu menunduk, ya yeoja pabo rutuk Hee rin.

“Hahahaha” Minwoo tertawa lepas.

“Ya!! Kenapa kau tertawa” seru Hee rin kesal.

“Kau pikir aku akan mencium mu ya? Hahaha… kau ini lucu sekali” ucap Minwoo yang membuat Hee rin tambah kesal.

“Plakk” Hee rin memukul kepala Minwoo.

“aaww” Minwoo mengusap-usap kepalanya.

”Ya! Kau pikir ini lucu hah ! tertawalah sepuasmu” ucap Hee rin lalu pergi meninggalkan Minwoo yang masih saja tertawa, aissh namja menyebalkan kesal Hee rin dalam hati.

“Hee rin~a tunggu, habis wajah mu itu yang membuatku tertawa. Hee rin~a” teriak Minwoo yang melihat Hee rin sudah berbelok kekoridor.

“Sedikitpun kau tak menoleh” guman Minwoo, “Hee rin~a” teriaknya dengan cepat dia berlari mengejar yeoja keras kepala itu.

Hee rin sempat melirik namja itu ketika dia berbelok dan mengencangkan larinya saat tahu Minwoo mengejarnya “untuk apa dia mengikutiku” kesal Hee rin, tapi sekencang apapun dia berlari Minwoo tetap dapat menahannya.

Dengan cepat Minwoo mendapatkannya dan memutar tubuh Hee rin “larimu cepat juga” ucapnya lalu mencium Hee rin singkat dengan napas yang masih menggebu, “jangan lari lagi ya” ucap Minwoo sambil mengelus pelan rambut Hee rin yang hanya membalakan matanya kaget karena ini pertama kalinya Minwoo menciumnya setelah mereka berpacaran, karena biasanya Minwoo mencium pipi atau kening Hee rin. DEG.

“Sudah jangan melotot terus nanti matamu bisa keluar, kajja kau mau pulang tidak” Minwoo lalu menarik tangan Hee rin. “Wah wajah mu merah chagi… first kiss kah?” tanya Minwoo dengan tawanya.

Hee rin yang merasa mukanya yang sudah seperti kepiting rebus hanya menunduk malu, “Hmm… mungkin” Hee rin tidak yakin Minwoo yang pertama karena sepertinya dia merasa sudah ada yang menciumnya sebelum namja itu.

“YA! Berarti aku yang kedua dong” ucap Minwoo tidak terima.

“Aniyo, mungkin saja kau yang pertama mungkin juga yang kedua aissh molla.” Hee rin hanya bisa menggaruk-garuk kepalanya yang tidak gatal lalau menarik tangan namja itu “kajja” Minwoo hanya menurut.

“Apa jangan-jangan sirambut pirang itu”

“Ne? rambut pirang siapa?” tanya Hee rin bingung.

“Ani tak usah dihiraukan” Minwoo hanya menerka-nerka mungkin saja si rambut pirang itu tapi masa bodo ah pikirnya.

***

Hee rin bemalas-malasan didepan TV bukannya menonton dia malah asik dengan ponselnya sambil bermain game angry birds. *sebenarnya author yang maen*

“Hee rin matikan TV nya kalau tidak ditonton” seru eomma.

“Ne eomma” Hee rin mengambil remot TV dengan satu kaki lalu mememcet tombol off.

Hee rin meletakan ponselnya dan membaringkan badannya kedepan menatap langit-langit ruangan dengan tatapan kosong dan mencoba untuk memikirkan sesuatu. Tiba-tiba dalam benaknya terlintas kejadian sewaktu dia kehilangan ingatan, tapi dia tidak ingat begitu jelas. Mungkin selama ini dia tidak mencoba untuk memikirnya.

“Hmmm… namja si rambut pirang” ucapnya tiba-tiba, “sekarang aku mengingatnya dan terakhir kali kami bertemu adalah di…di dimana ya” guman Hee rin, “ahh di rumah sakit ya dirumah sakit akan kutanyakan ini pada eomma” ucapnya lalu bangkit dari tempatnya bermalas-malasan.

Hee rin menghampiri eommanya yang sedang berada didapur. “Eomma” panggil Hee rin.

“Ne, Wae?? Bukannya kau tadi sedang tidur??” tanya eomma padanya.

“Ani aku tidak tidur” jawab Hee rin, “eomma aku ingin bertanya sesuatu padamu” lanjutnnya.

“Wae? Katakanlah” jawab eomma

“Hmmm… apa eomma ingat kejadian satu setengah tahun yang lalu??” tanya Hee rin.

“Kejadian yang mana? Banyak yang terjadi pada waktu itu” jawab Hee rin eomma.

“Aduh eomma ini, ituloh saat aku kehilangan ingatanku”.

“Ooh, yang itu” eomma mengangguk mengerti, “memangnya kenapa dengan itu?” tanya eomma pada Hee rin.

“Apakah eomma ingat dengan namja berambut pirang itu??” tanyanya lagi.

Hee rin eomma berpikir sebentar lalu berkata “hmmm… ya eomma ingat”.

“Apakah eomma tahu siapa namanya?” tanya Hee rin sambil memandang eommanya itu, “eomma entah mengapa akhir-akhir ini dia sering mucul dibenakku”.

“Eomma tidak begitu ingat eomma hanya ingat nama depannya saja” jawab Hee rin eomma, “seingat eomma nama depannya Jo setelah itu eomma lupa”.

“Jo apa eomma, Jo itu banyak” tanya Hee rin memaksa.

“Kenapa tidak kau tanyakan saja pada Minwoo, mungkin dia tau” jawab eomma.

“Ah benar juga, gomawo eomma” ucap Hee rin sambil memeluk eommanya lalu pergi.

***
Sore itu usai sekolah Hee rin pulang sendiri karena Minwoo tidak bisa mengantarnya. Hee rin pulang dengan berjalan kaki, dia ingat terakhir kali dia berjalan melewati ini adalah sekitar satu setengah tahun yang lalu, saat sedang berjalan dia teringat akan sesuatu. “hmmm… bukankah ini jalan yang pernah kulalui bersama namja pabo itu ya” guman Hee rin, “tapi aku tidak ingat apa yang terjadi” lalu Hee rin berhenti dan berpikir sebentar “ah sudahlah aku pulang saja” entah sesuatu apa mengusik pikirannya.

***

"Oia aku lupa menanyakan pada Minwoo tentang namja pabo itu” ucap Hee rin menepuk jidatnya sambil menghempaskan tubuhnya kekasur. “Apa lebih baik kutelepon saja dia” lalu mengambil ponselnya dan menekan tombol call.

“Wae?? Kau merindukan ku?” ucap namja ditelepon itu yang tak lain adalah No Minwoo.

“YA! Pede sekali kau, siapa juga yang merindukanmu” jawab Hee rin kesal.

“Lalu untuk apa kau menghubungiku? Kalau begitu ku matikan saja” goda Minwoo.

“Wait wait… baiklah aku merindukanmu sebenarnya tidak hahaha” balas Hee rin, “begini… sebenarnya aku ingin menanyakan sesuatu padamu” lanjut Hee rin sedikit ragu.

“Kau ingin menanyakan apa?”

“Hmm… apakah kau ingat pada namja berambut pirang yang dirumah sakit waktu dulu?” tanya Hee rin ragu ragu.

Minwoo diam sejenak lalu berkata “Untuk apa menanyakannya?” nada suara Minwoo tiba-tiba berubah dingin.

“Ah ani aku hanya ingin tahu namanya saja selebihnya tidak, hahaha” jawab Hee rin dengan tawaan hambar “kau pasti tahu kan?”

“Ku pikir kau tahu namanya” ucap Minwoo.

“Ani aku tidak tahu” jawab Hee rin

“Si rambut pirang itu namanya Jo Youngmin” ucap Minwoo

“Jo… Youngmin” ucap Hee dan kemudian terdiam saat tau nama yang disebutkannya itu. Perlahan memori otaknya berputar mencoba mengingat saat dia bersama namja yang bernama Jo Youngmin itu dan matanya membulat saat tau dia namja yang dulu menabraknya itu adalah teman semasa kecilnya dulu.

“Hee rin~a apa ada lagi yang ingin kau tanyakan?” tanya Minwoo.

“Ah aniya” jawab Hee rin, “gomawo Minwoo-ya.”

“Kalau begitu sudah ya” ucap Minwoo, “tut” telepon terputus.

“Ne” Hee rin meletakan ponselnya dan membiarkan memorinya memutar ulang kejadian yang seharus tidak hilang dari hidupnya. “Ah Jo Youngmin… namja pabo yang pernah kusukai dan aku tak tahu apa aku masih menyukaimu?” Hee rin menghembuskan nafasnya dan berkata lagi “ooia kenapa waktu itu aku mengusirmu? Pabo! Coba kau beritahu nama mu.” “lagi pula aku tak memberimu waktu untuk menjelaskan.” Hee rin hanya berbicara tak jelas, bertanya dan menjawab sendiri pertanyaan yang dibuatnya dan sepanjang malam itu dia  sebuk dengan pikirannya sendiri.

***

Hari ini Hee rin juga pulang sendiri karena Minwoo tak bisa mengantarnya. Hee rin melewati jalan itu lagi, dan kini dia berjalan kearah bangku dekat pohon disekitar situ dan duduk sambil menikmati sejuknya angin sepoi-sepoi yang meniup rambut yeoja cantik itu.

“Huaaaa…. Rasanya nyaman sekali, aku jadi mengantuk” ucapnya sambil merenggangkan otot-ototnya yang lelah karena harus belajar seharian.

Hee rin mengambil ipod, memasangkan headset ketelinganya dan mulai memejamkan matanya. Belum lama Hee rin memejamkan matanya tiba-tiba dia duduk tegak menarik headset dengan cepat dan berusaha berpikir, karena dengan sekejap kejadian disaat Hee rin pulang berjalan kaki dengan namja itu terlintas dipikirannya dimana saat Hee rin memanggilnya oppa dan bertanya padanya “apakah oppa suka padaku?” dimana saat dia menjelaskan bagaimana dirinya ketika berada didekat namja itu dan yang terakhir saat namja itu dengan tiba-tiba saja menciumnya dan berkata “Hee rin~a jeongmal saranghae” lalu mendekapnya dengan erat yang membuatnya terasa nyaman. Entah kenapa tiba-tiba saja kejadian itu terlintas begitu saja tanpa diundang. Hee rin hanya bisa diam seribu bahasa dan tak terasa air matanya meluncur begitu saja, dia mulai menangis hingga membuat bahunya berguncang hebat sampai ia harus metup mulutnya dengan tangannya takut kalau ada orang yang mendengarnya menangis disini.

“Jo Youngmin… mianhaeyo” guman Hee rin sambil terisak, “jeongmal mianhaeyo.”

            Dengan gontai Hee rin berjalan menuju rumahnya, langit yang tadinya cerah sekarang menjadi gelap menandakan hujan akan turun membasahi bumi. Matanya masih sembab tubuhnya menjadi lemah, hati bagai teriris ingin rasanya pingsan tapi tidak bisa, Hee rin mengingat bagaimana dulu ia mengusir namja itu dengan kejamnya dan tidak membiarkan dia memberi penjelasan padanya.

#Flashback#

“YA! Namja pabo ya! Urusan kita belum selesai” seketika Youngmin menghentikan langkahnya.

Hee rin beranjak dari tempat tidurnya meskipun belum merasa begitu baik tapi karena ini menyangkut dengan dirinya, dengan segera dia menghampiri namja itu. Youngmin hanya pasrah saat Hee rin menarik tangannya keluar hingga sampai diatap rumah sakit.

“Kau bukan nya namja yang waktu itu menabrak ku eoh?” tanya Hee rin kesal.

“Ne, tapi aku bisa menjelasannya” ucap Youngmin dengan tenang, dia tak ingin buru-buru takut Hee rin tidak percaya tentu saja mana mungkin yeoja itu dengan mudahnya percaya dengannya setelah apa yang terjadi.

“For what? Aku tidak perlu penjelasanmu aku sudah tau apa yang terjadi, aku tau kau memanfaatkanku disaat ingatanku belum pulih dan aku juga tau kau tidak membiarkanku mengenal temanku padahal mereka sendiri teman terdekatku sedangkan kau tidak” jelasnya panjang lebar, Youngmin hanya bisa memejamkan matanya sambil memijit pelipisnya.

“Dengarkan aku dulu, jebal” mohonnya pada Hee rin, tapi yeoja itu hanya memutar bola matanya.

“Sudah kukatakan tak ada yang perlu dijelaskan, sekarang aku tidak mau melihatmu lagi jangan pernah sekalipun kau muncul dihadapanku lagi.” Kata kata barusan benar benar membuat hati Youngmin tertohok, setelah mengatakan itu Hee rin berbalik meninggalkan namja itu. Saat menyadarinya Youngmin segera menahan tangan yeoja yang dicintainya itu, dengan kasar Hee rin menarik tangannya tapi tetap ditahan oleh Youngmin kemudian menarik yeoja itu dalam pelukannya. Sontak itu membuat Hee rin kaget lalu mendorong tubuh namja itu dengan kasar lalu pergi meninggalkanya.

“Park Hee rin” panggil Youngmin dengan lembut.

“Jebal, jangan memaksaku” balas Hee rin, sebenarnya saat namja itu menyebut namanya hatinya sempat bergetar dan pelukan Yongmin tadi entah kenapa membuatnya merasa hangat dan nyaman.

“Saranghae” ucap Youngmin dari kejauhan tidak tahu yeoja itu mendengarnya atau tidak yang pasti Hee rin tiba-tiba berhenti.

“Apa katanya, kenapa jantung ini.” Hee rin memukul dadanya yang sesak ingin

            Sejak saat itu Hee rin tak pernah lagi melihat Youngmin disekolah atau dimanapun tentu saja bukankah Hee rin yang mengusirnya dan menyuruhnya pergi. Bukan hanya Youngmin yang tak pernah di lihatnya lagi tapi sahabatnya Choi Min ah juga ikut menghilang tidak tahu kemana ia pergi dan tak mengatakan apa-apa sebelum ia benar-benar menghilang begitu saja.

~End Flashback~

***

Sekarang Hee rin dan Minwoo sudah berkuliah disalah satu universitas ternama di Korea yaitu Seoul University. Yah setelah mati-matian belajar akhirnya mereka berdua tetap berkuliah ditempat yang sama sesuai janji mereka waktu itu walaupun berbeda jurusan. Minwoo mengambil jurusan manajemen karena katanya dia disuruh untuk melanjutkan perusahaan appa nya sedangkan Hee rin mengambil jurusan photografi entah apa yang yang membuatnya mengambil jurusan itu tapi dia suka. Dan pagi ini adalah hari pertama mereka kuliah tapi ternyata Hee rin kesiangan.

Hee rin membuka kedua matanya kemudian mengerjap-ngejap melirik kearah jam yang berbentuk hati itu dan membelalakan matanya “Huaaaa… eomma kenapa tidak membangunkan ku sih” teriak Hee rin dalam kamarnya, dengan cepat dia bangun dan berlari menuju kamar mandi.

“Salah sendiri dari tadi eomma sudah meneriaki mu Hee rin” teriak eommanya dari dapur yang sedang menyiapkan sarapan untuk purtinya yang aneh itu.

Hee rin menghampiri eommanya dan segera meneguk susu yang sudah disiapkan ibunya. “Eomma aku pergi dulu ya” ucapnya cepat lalu menyambar roti dan memasukan kemulutnya “annyeong” ucapnya dengan mulut yang masih penuh, si eomma hanya menggeleng-gelengkan kepala melihat kelakuan purtinya itu.

***

Hee rin itu menghembuskan nafasnya saat tiba didepan kampus ternama itu dan dia melirik jam tanganya “aisssh aku telat semoga saja dosennya belum masuk.”

Yeoja itu berjalan dengan terburu-buru memasuki koridor kampus dan dengan tidak sengaja dia menabrak seorang namja yang berada didepannya dan membuat namja itu terhuyung tapi Hee rin tidak peduli dia terus berjalan.

“YA! Yeoja pabo apa kau tak punya mata” teriak namja itu, tentunya dia tak terima.

Hee rin berhenti sebentar lagi dan berjalan lagi tak menggubris perkataan namja itu “kalau saja aku tidak sedang terburu-buru sudah kuladeni kau seenaknya bilang aku tak punya mata” rutuk Hee rin kesal dalam hati.

Namja tersebut merasa kesal “YA! Kau ingin mati huh? Setidaknya minta maaf.” Namja itu langsung berlari mengejar Hee rin yang tetap tak mau peduli dengan ucapannya. Dengan satu hentakan dia berhasil menarik tangan Hee rin dan memutar tubuh yeoja itu menghadapnya “YA! Yeoja pabo apa kau tuli huh?” teriak namja itu kesal saat berhasil menghentikana yeoja itu tapi dia terkejut karena yeoja yang sempat membuatnya kesal yang ada dihadapanya sekarang tak lain adalah Hee rin. What???

“Jo… Youngmin kau…” Hee rin tak tau harus berkata apa karena sangkin terkejutnya, ini sungguh diluar dugaan.

~TBC~

Otthe?? Gak bagus yaa…T_T
Comment ya cingu… gomawo uda mau baca, ditunggu ya next part nya hehehe
Oh iya yang mau request fan fic boleh menghubungi saya di twitter me @fcsboh
Khamsam… ^^