Jumat, 01 Agustus 2014

Only You are My First and Last Love - Part 4




Title                : Only You are My First and Last Love  – Part 4
Author            : Frederica
Genre             : Sad, romance, friendship
Length            : Chapter
Rating             : PG - 13
Main Cast      :
~ Park Hee Rin (OC)
~ No Min Woo (Boyfriend)
~ Jo Youngmin (Boyfriend)
~ Choi Min Ah (OC)
~ Jo Kwangmin (Boyfriend)
~ Kim Yoo Jin (OC)

Ini part 4 nya, sebelumnya sudah pernah dipost di BIF. Jika ada kesamaan berarti itu memang punya saya hehehe, karena saya hanya mengganti nama saya saja.

Happy Reading !!
RCL please….
miaw…


Satu setengah tahun berlalu sejak kejadian itu, semenjak itu hidupnya kembali normal. Sekarang sudah memasuki pertengahan musim semi. Sebentar lagi tahun ajaran mahasiswa baru akan dimulai membuat siswa satu sekolah mempersiapkan diri untuk ujian kelulusan termasuk Hee rin dan Minwoo.

“Minwoo~ya kau ingin kuliah dimana nanti?” tanya Hee rin yang sekarang sudah memjadi yeojachingu nya itu.

“Aku ingin satu kuliah denganmu?” jawabnya.

“Huh kau ini” jawab Hee rin kesal mengerutkan dahinya.

“Wae chagi?” tanya Minwoo menatap yeojanya itu, “memangnya kau tidak suka, ha?” ucap Minwoo seraya menyentil dahi Hee rin.

“Aissh… gurae araso, kau begitu mencintaiku kan? sampai-sampai tidak ingin berpisah denganku” jawab Hee rin sambil mengusap-usap dahinya.

“Mwoo??” Minwoo membulatkankan mulutnya mendengarkan perkataan yeojanya itu, “kalau memang iya kenapa?” ucapnya dan mendekatkan wajahnya ke wajah Hee rin seperti ingin menantang yeoja itu.

“Oh ya” Hee rin menantangnya balik dia tidak sadar kalau wajah mereka hanya berjarak satu centi saja, “baiklah kalau begitu ayo kita berjuang bersama-sama” ucap Hee rin dan bangkit berdiri tapi Minwoo menahannya kembali keposisinya dan menatapnya lama membuat nafas Hee rin tercekat, “apakah dia ingin menciumku” pikirnya.

“Kenapa tegang begitu??” tanya Minwoo.

“Ah, ani” jawab Hee rin lalu menunduk, ya yeoja pabo rutuk Hee rin.

“Hahahaha” Minwoo tertawa lepas.

“Ya!! Kenapa kau tertawa” seru Hee rin kesal.

“Kau pikir aku akan mencium mu ya? Hahaha… kau ini lucu sekali” ucap Minwoo yang membuat Hee rin tambah kesal.

“Plakk” Hee rin memukul kepala Minwoo.

“aaww” Minwoo mengusap-usap kepalanya.

”Ya! Kau pikir ini lucu hah ! tertawalah sepuasmu” ucap Hee rin lalu pergi meninggalkan Minwoo yang masih saja tertawa, aissh namja menyebalkan kesal Hee rin dalam hati.

“Hee rin~a tunggu, habis wajah mu itu yang membuatku tertawa. Hee rin~a” teriak Minwoo yang melihat Hee rin sudah berbelok kekoridor.

“Sedikitpun kau tak menoleh” guman Minwoo, “Hee rin~a” teriaknya dengan cepat dia berlari mengejar yeoja keras kepala itu.

Hee rin sempat melirik namja itu ketika dia berbelok dan mengencangkan larinya saat tahu Minwoo mengejarnya “untuk apa dia mengikutiku” kesal Hee rin, tapi sekencang apapun dia berlari Minwoo tetap dapat menahannya.

Dengan cepat Minwoo mendapatkannya dan memutar tubuh Hee rin “larimu cepat juga” ucapnya lalu mencium Hee rin singkat dengan napas yang masih menggebu, “jangan lari lagi ya” ucap Minwoo sambil mengelus pelan rambut Hee rin yang hanya membalakan matanya kaget karena ini pertama kalinya Minwoo menciumnya setelah mereka berpacaran, karena biasanya Minwoo mencium pipi atau kening Hee rin. DEG.

“Sudah jangan melotot terus nanti matamu bisa keluar, kajja kau mau pulang tidak” Minwoo lalu menarik tangan Hee rin. “Wah wajah mu merah chagi… first kiss kah?” tanya Minwoo dengan tawanya.

Hee rin yang merasa mukanya yang sudah seperti kepiting rebus hanya menunduk malu, “Hmm… mungkin” Hee rin tidak yakin Minwoo yang pertama karena sepertinya dia merasa sudah ada yang menciumnya sebelum namja itu.

“YA! Berarti aku yang kedua dong” ucap Minwoo tidak terima.

“Aniyo, mungkin saja kau yang pertama mungkin juga yang kedua aissh molla.” Hee rin hanya bisa menggaruk-garuk kepalanya yang tidak gatal lalau menarik tangan namja itu “kajja” Minwoo hanya menurut.

“Apa jangan-jangan sirambut pirang itu”

“Ne? rambut pirang siapa?” tanya Hee rin bingung.

“Ani tak usah dihiraukan” Minwoo hanya menerka-nerka mungkin saja si rambut pirang itu tapi masa bodo ah pikirnya.

***

Hee rin bemalas-malasan didepan TV bukannya menonton dia malah asik dengan ponselnya sambil bermain game angry birds. *sebenarnya author yang maen*

“Hee rin matikan TV nya kalau tidak ditonton” seru eomma.

“Ne eomma” Hee rin mengambil remot TV dengan satu kaki lalu mememcet tombol off.

Hee rin meletakan ponselnya dan membaringkan badannya kedepan menatap langit-langit ruangan dengan tatapan kosong dan mencoba untuk memikirkan sesuatu. Tiba-tiba dalam benaknya terlintas kejadian sewaktu dia kehilangan ingatan, tapi dia tidak ingat begitu jelas. Mungkin selama ini dia tidak mencoba untuk memikirnya.

“Hmmm… namja si rambut pirang” ucapnya tiba-tiba, “sekarang aku mengingatnya dan terakhir kali kami bertemu adalah di…di dimana ya” guman Hee rin, “ahh di rumah sakit ya dirumah sakit akan kutanyakan ini pada eomma” ucapnya lalu bangkit dari tempatnya bermalas-malasan.

Hee rin menghampiri eommanya yang sedang berada didapur. “Eomma” panggil Hee rin.

“Ne, Wae?? Bukannya kau tadi sedang tidur??” tanya eomma padanya.

“Ani aku tidak tidur” jawab Hee rin, “eomma aku ingin bertanya sesuatu padamu” lanjutnnya.

“Wae? Katakanlah” jawab eomma

“Hmmm… apa eomma ingat kejadian satu setengah tahun yang lalu??” tanya Hee rin.

“Kejadian yang mana? Banyak yang terjadi pada waktu itu” jawab Hee rin eomma.

“Aduh eomma ini, ituloh saat aku kehilangan ingatanku”.

“Ooh, yang itu” eomma mengangguk mengerti, “memangnya kenapa dengan itu?” tanya eomma pada Hee rin.

“Apakah eomma ingat dengan namja berambut pirang itu??” tanyanya lagi.

Hee rin eomma berpikir sebentar lalu berkata “hmmm… ya eomma ingat”.

“Apakah eomma tahu siapa namanya?” tanya Hee rin sambil memandang eommanya itu, “eomma entah mengapa akhir-akhir ini dia sering mucul dibenakku”.

“Eomma tidak begitu ingat eomma hanya ingat nama depannya saja” jawab Hee rin eomma, “seingat eomma nama depannya Jo setelah itu eomma lupa”.

“Jo apa eomma, Jo itu banyak” tanya Hee rin memaksa.

“Kenapa tidak kau tanyakan saja pada Minwoo, mungkin dia tau” jawab eomma.

“Ah benar juga, gomawo eomma” ucap Hee rin sambil memeluk eommanya lalu pergi.

***
Sore itu usai sekolah Hee rin pulang sendiri karena Minwoo tidak bisa mengantarnya. Hee rin pulang dengan berjalan kaki, dia ingat terakhir kali dia berjalan melewati ini adalah sekitar satu setengah tahun yang lalu, saat sedang berjalan dia teringat akan sesuatu. “hmmm… bukankah ini jalan yang pernah kulalui bersama namja pabo itu ya” guman Hee rin, “tapi aku tidak ingat apa yang terjadi” lalu Hee rin berhenti dan berpikir sebentar “ah sudahlah aku pulang saja” entah sesuatu apa mengusik pikirannya.

***

"Oia aku lupa menanyakan pada Minwoo tentang namja pabo itu” ucap Hee rin menepuk jidatnya sambil menghempaskan tubuhnya kekasur. “Apa lebih baik kutelepon saja dia” lalu mengambil ponselnya dan menekan tombol call.

“Wae?? Kau merindukan ku?” ucap namja ditelepon itu yang tak lain adalah No Minwoo.

“YA! Pede sekali kau, siapa juga yang merindukanmu” jawab Hee rin kesal.

“Lalu untuk apa kau menghubungiku? Kalau begitu ku matikan saja” goda Minwoo.

“Wait wait… baiklah aku merindukanmu sebenarnya tidak hahaha” balas Hee rin, “begini… sebenarnya aku ingin menanyakan sesuatu padamu” lanjut Hee rin sedikit ragu.

“Kau ingin menanyakan apa?”

“Hmm… apakah kau ingat pada namja berambut pirang yang dirumah sakit waktu dulu?” tanya Hee rin ragu ragu.

Minwoo diam sejenak lalu berkata “Untuk apa menanyakannya?” nada suara Minwoo tiba-tiba berubah dingin.

“Ah ani aku hanya ingin tahu namanya saja selebihnya tidak, hahaha” jawab Hee rin dengan tawaan hambar “kau pasti tahu kan?”

“Ku pikir kau tahu namanya” ucap Minwoo.

“Ani aku tidak tahu” jawab Hee rin

“Si rambut pirang itu namanya Jo Youngmin” ucap Minwoo

“Jo… Youngmin” ucap Hee dan kemudian terdiam saat tau nama yang disebutkannya itu. Perlahan memori otaknya berputar mencoba mengingat saat dia bersama namja yang bernama Jo Youngmin itu dan matanya membulat saat tau dia namja yang dulu menabraknya itu adalah teman semasa kecilnya dulu.

“Hee rin~a apa ada lagi yang ingin kau tanyakan?” tanya Minwoo.

“Ah aniya” jawab Hee rin, “gomawo Minwoo-ya.”

“Kalau begitu sudah ya” ucap Minwoo, “tut” telepon terputus.

“Ne” Hee rin meletakan ponselnya dan membiarkan memorinya memutar ulang kejadian yang seharus tidak hilang dari hidupnya. “Ah Jo Youngmin… namja pabo yang pernah kusukai dan aku tak tahu apa aku masih menyukaimu?” Hee rin menghembuskan nafasnya dan berkata lagi “ooia kenapa waktu itu aku mengusirmu? Pabo! Coba kau beritahu nama mu.” “lagi pula aku tak memberimu waktu untuk menjelaskan.” Hee rin hanya berbicara tak jelas, bertanya dan menjawab sendiri pertanyaan yang dibuatnya dan sepanjang malam itu dia  sebuk dengan pikirannya sendiri.

***

Hari ini Hee rin juga pulang sendiri karena Minwoo tak bisa mengantarnya. Hee rin melewati jalan itu lagi, dan kini dia berjalan kearah bangku dekat pohon disekitar situ dan duduk sambil menikmati sejuknya angin sepoi-sepoi yang meniup rambut yeoja cantik itu.

“Huaaaa…. Rasanya nyaman sekali, aku jadi mengantuk” ucapnya sambil merenggangkan otot-ototnya yang lelah karena harus belajar seharian.

Hee rin mengambil ipod, memasangkan headset ketelinganya dan mulai memejamkan matanya. Belum lama Hee rin memejamkan matanya tiba-tiba dia duduk tegak menarik headset dengan cepat dan berusaha berpikir, karena dengan sekejap kejadian disaat Hee rin pulang berjalan kaki dengan namja itu terlintas dipikirannya dimana saat Hee rin memanggilnya oppa dan bertanya padanya “apakah oppa suka padaku?” dimana saat dia menjelaskan bagaimana dirinya ketika berada didekat namja itu dan yang terakhir saat namja itu dengan tiba-tiba saja menciumnya dan berkata “Hee rin~a jeongmal saranghae” lalu mendekapnya dengan erat yang membuatnya terasa nyaman. Entah kenapa tiba-tiba saja kejadian itu terlintas begitu saja tanpa diundang. Hee rin hanya bisa diam seribu bahasa dan tak terasa air matanya meluncur begitu saja, dia mulai menangis hingga membuat bahunya berguncang hebat sampai ia harus metup mulutnya dengan tangannya takut kalau ada orang yang mendengarnya menangis disini.

“Jo Youngmin… mianhaeyo” guman Hee rin sambil terisak, “jeongmal mianhaeyo.”

            Dengan gontai Hee rin berjalan menuju rumahnya, langit yang tadinya cerah sekarang menjadi gelap menandakan hujan akan turun membasahi bumi. Matanya masih sembab tubuhnya menjadi lemah, hati bagai teriris ingin rasanya pingsan tapi tidak bisa, Hee rin mengingat bagaimana dulu ia mengusir namja itu dengan kejamnya dan tidak membiarkan dia memberi penjelasan padanya.

#Flashback#

“YA! Namja pabo ya! Urusan kita belum selesai” seketika Youngmin menghentikan langkahnya.

Hee rin beranjak dari tempat tidurnya meskipun belum merasa begitu baik tapi karena ini menyangkut dengan dirinya, dengan segera dia menghampiri namja itu. Youngmin hanya pasrah saat Hee rin menarik tangannya keluar hingga sampai diatap rumah sakit.

“Kau bukan nya namja yang waktu itu menabrak ku eoh?” tanya Hee rin kesal.

“Ne, tapi aku bisa menjelasannya” ucap Youngmin dengan tenang, dia tak ingin buru-buru takut Hee rin tidak percaya tentu saja mana mungkin yeoja itu dengan mudahnya percaya dengannya setelah apa yang terjadi.

“For what? Aku tidak perlu penjelasanmu aku sudah tau apa yang terjadi, aku tau kau memanfaatkanku disaat ingatanku belum pulih dan aku juga tau kau tidak membiarkanku mengenal temanku padahal mereka sendiri teman terdekatku sedangkan kau tidak” jelasnya panjang lebar, Youngmin hanya bisa memejamkan matanya sambil memijit pelipisnya.

“Dengarkan aku dulu, jebal” mohonnya pada Hee rin, tapi yeoja itu hanya memutar bola matanya.

“Sudah kukatakan tak ada yang perlu dijelaskan, sekarang aku tidak mau melihatmu lagi jangan pernah sekalipun kau muncul dihadapanku lagi.” Kata kata barusan benar benar membuat hati Youngmin tertohok, setelah mengatakan itu Hee rin berbalik meninggalkan namja itu. Saat menyadarinya Youngmin segera menahan tangan yeoja yang dicintainya itu, dengan kasar Hee rin menarik tangannya tapi tetap ditahan oleh Youngmin kemudian menarik yeoja itu dalam pelukannya. Sontak itu membuat Hee rin kaget lalu mendorong tubuh namja itu dengan kasar lalu pergi meninggalkanya.

“Park Hee rin” panggil Youngmin dengan lembut.

“Jebal, jangan memaksaku” balas Hee rin, sebenarnya saat namja itu menyebut namanya hatinya sempat bergetar dan pelukan Yongmin tadi entah kenapa membuatnya merasa hangat dan nyaman.

“Saranghae” ucap Youngmin dari kejauhan tidak tahu yeoja itu mendengarnya atau tidak yang pasti Hee rin tiba-tiba berhenti.

“Apa katanya, kenapa jantung ini.” Hee rin memukul dadanya yang sesak ingin

            Sejak saat itu Hee rin tak pernah lagi melihat Youngmin disekolah atau dimanapun tentu saja bukankah Hee rin yang mengusirnya dan menyuruhnya pergi. Bukan hanya Youngmin yang tak pernah di lihatnya lagi tapi sahabatnya Choi Min ah juga ikut menghilang tidak tahu kemana ia pergi dan tak mengatakan apa-apa sebelum ia benar-benar menghilang begitu saja.

~End Flashback~

***

Sekarang Hee rin dan Minwoo sudah berkuliah disalah satu universitas ternama di Korea yaitu Seoul University. Yah setelah mati-matian belajar akhirnya mereka berdua tetap berkuliah ditempat yang sama sesuai janji mereka waktu itu walaupun berbeda jurusan. Minwoo mengambil jurusan manajemen karena katanya dia disuruh untuk melanjutkan perusahaan appa nya sedangkan Hee rin mengambil jurusan photografi entah apa yang yang membuatnya mengambil jurusan itu tapi dia suka. Dan pagi ini adalah hari pertama mereka kuliah tapi ternyata Hee rin kesiangan.

Hee rin membuka kedua matanya kemudian mengerjap-ngejap melirik kearah jam yang berbentuk hati itu dan membelalakan matanya “Huaaaa… eomma kenapa tidak membangunkan ku sih” teriak Hee rin dalam kamarnya, dengan cepat dia bangun dan berlari menuju kamar mandi.

“Salah sendiri dari tadi eomma sudah meneriaki mu Hee rin” teriak eommanya dari dapur yang sedang menyiapkan sarapan untuk purtinya yang aneh itu.

Hee rin menghampiri eommanya dan segera meneguk susu yang sudah disiapkan ibunya. “Eomma aku pergi dulu ya” ucapnya cepat lalu menyambar roti dan memasukan kemulutnya “annyeong” ucapnya dengan mulut yang masih penuh, si eomma hanya menggeleng-gelengkan kepala melihat kelakuan purtinya itu.

***

Hee rin itu menghembuskan nafasnya saat tiba didepan kampus ternama itu dan dia melirik jam tanganya “aisssh aku telat semoga saja dosennya belum masuk.”

Yeoja itu berjalan dengan terburu-buru memasuki koridor kampus dan dengan tidak sengaja dia menabrak seorang namja yang berada didepannya dan membuat namja itu terhuyung tapi Hee rin tidak peduli dia terus berjalan.

“YA! Yeoja pabo apa kau tak punya mata” teriak namja itu, tentunya dia tak terima.

Hee rin berhenti sebentar lagi dan berjalan lagi tak menggubris perkataan namja itu “kalau saja aku tidak sedang terburu-buru sudah kuladeni kau seenaknya bilang aku tak punya mata” rutuk Hee rin kesal dalam hati.

Namja tersebut merasa kesal “YA! Kau ingin mati huh? Setidaknya minta maaf.” Namja itu langsung berlari mengejar Hee rin yang tetap tak mau peduli dengan ucapannya. Dengan satu hentakan dia berhasil menarik tangan Hee rin dan memutar tubuh yeoja itu menghadapnya “YA! Yeoja pabo apa kau tuli huh?” teriak namja itu kesal saat berhasil menghentikana yeoja itu tapi dia terkejut karena yeoja yang sempat membuatnya kesal yang ada dihadapanya sekarang tak lain adalah Hee rin. What???

“Jo… Youngmin kau…” Hee rin tak tau harus berkata apa karena sangkin terkejutnya, ini sungguh diluar dugaan.

~TBC~

Otthe?? Gak bagus yaa…T_T
Comment ya cingu… gomawo uda mau baca, ditunggu ya next part nya hehehe
Oh iya yang mau request fan fic boleh menghubungi saya di twitter me @fcsboh
Khamsam… ^^

Tidak ada komentar:

Posting Komentar