Title :
Only You are My First and Last Love –
Part 4
Author :
Frederica
Genre :
Sad, romance, friendship
Length :
Chapter
Rating :
PG - 13
Main Cast :
~ Park Hee Rin (OC)
~ No Min Woo (Boyfriend)
~ Jo Youngmin (Boyfriend)
~ Choi Min Ah (OC)
~ Jo Kwangmin (Boyfriend)
~ Kim Yoo Jin (OC)
Happy Reading !!
RCL please….
miaw…
Satu setengah tahun berlalu sejak kejadian itu, semenjak itu
hidupnya kembali normal. Sekarang sudah memasuki pertengahan musim semi.
Sebentar lagi tahun ajaran mahasiswa baru akan dimulai membuat siswa satu
sekolah mempersiapkan diri untuk ujian kelulusan termasuk Hee rin dan Minwoo.
“Minwoo~ya kau
ingin kuliah dimana nanti?” tanya Hee rin yang sekarang sudah memjadi
yeojachingu nya itu.
“Aku ingin satu
kuliah denganmu?” jawabnya.
“Huh kau ini”
jawab Hee rin kesal mengerutkan dahinya.
“Wae chagi?”
tanya Minwoo menatap yeojanya itu, “memangnya kau tidak suka, ha?” ucap Minwoo
seraya menyentil dahi Hee rin.
“Aissh… gurae
araso, kau begitu mencintaiku kan? sampai-sampai tidak ingin berpisah denganku”
jawab Hee rin sambil mengusap-usap dahinya.
“Mwoo??” Minwoo
membulatkankan mulutnya mendengarkan perkataan yeojanya itu, “kalau memang iya
kenapa?” ucapnya dan mendekatkan wajahnya ke wajah Hee rin seperti ingin
menantang yeoja itu.
“Oh ya” Hee rin
menantangnya balik dia tidak sadar kalau wajah mereka hanya berjarak satu centi
saja, “baiklah kalau begitu ayo kita berjuang bersama-sama” ucap Hee rin dan
bangkit berdiri tapi Minwoo menahannya kembali keposisinya dan menatapnya lama
membuat nafas Hee rin tercekat, “apakah dia ingin menciumku” pikirnya.
“Kenapa tegang
begitu??” tanya Minwoo.
“Ah, ani” jawab
Hee rin lalu menunduk, ya yeoja pabo rutuk
Hee rin.
“Hahahaha”
Minwoo tertawa lepas.
“Ya!! Kenapa kau
tertawa” seru Hee rin kesal.
“Kau pikir aku
akan mencium mu ya? Hahaha… kau ini lucu sekali” ucap Minwoo yang membuat Hee
rin tambah kesal.
“Plakk” Hee rin
memukul kepala Minwoo.
“aaww” Minwoo
mengusap-usap kepalanya.
”Ya! Kau pikir
ini lucu hah ! tertawalah sepuasmu” ucap Hee rin lalu pergi meninggalkan Minwoo
yang masih saja tertawa, aissh namja
menyebalkan kesal Hee rin dalam hati.
“Hee rin~a
tunggu, habis wajah mu itu yang membuatku tertawa. Hee rin~a” teriak Minwoo
yang melihat Hee rin sudah berbelok kekoridor.
“Sedikitpun kau
tak menoleh” guman Minwoo, “Hee rin~a” teriaknya dengan cepat dia berlari
mengejar yeoja keras kepala itu.
Hee rin sempat
melirik namja itu ketika dia berbelok dan mengencangkan larinya saat tahu
Minwoo mengejarnya “untuk apa dia mengikutiku” kesal Hee rin, tapi sekencang
apapun dia berlari Minwoo tetap dapat menahannya.
Dengan cepat
Minwoo mendapatkannya dan memutar tubuh Hee rin “larimu cepat juga” ucapnya
lalu mencium Hee rin singkat dengan napas yang masih menggebu, “jangan lari
lagi ya” ucap Minwoo sambil mengelus pelan rambut Hee rin yang hanya membalakan
matanya kaget karena ini pertama kalinya Minwoo menciumnya setelah mereka
berpacaran, karena biasanya Minwoo mencium pipi atau kening Hee rin. DEG.
“Sudah jangan
melotot terus nanti matamu bisa keluar, kajja kau mau pulang tidak” Minwoo lalu
menarik tangan Hee rin. “Wah wajah mu merah chagi… first kiss kah?” tanya
Minwoo dengan tawanya.
Hee rin yang
merasa mukanya yang sudah seperti kepiting rebus hanya menunduk malu, “Hmm…
mungkin” Hee rin tidak yakin Minwoo yang pertama karena sepertinya dia merasa
sudah ada yang menciumnya sebelum namja itu.
“YA! Berarti aku
yang kedua dong” ucap Minwoo tidak terima.
“Aniyo, mungkin
saja kau yang pertama mungkin juga yang kedua aissh molla.” Hee rin hanya bisa
menggaruk-garuk kepalanya yang tidak gatal lalau menarik tangan namja itu
“kajja” Minwoo hanya menurut.
“Apa
jangan-jangan sirambut pirang itu”
“Ne? rambut
pirang siapa?” tanya Hee rin bingung.
“Ani tak usah
dihiraukan” Minwoo hanya menerka-nerka mungkin
saja si rambut pirang itu tapi masa bodo ah pikirnya.
***
Hee rin bemalas-malasan didepan TV bukannya menonton dia malah asik
dengan ponselnya sambil bermain game angry birds. *sebenarnya author yang maen*
“Hee rin matikan
TV nya kalau tidak ditonton” seru eomma.
“Ne eomma” Hee
rin mengambil remot TV dengan satu kaki lalu mememcet tombol off.
Hee rin
meletakan ponselnya dan membaringkan badannya kedepan menatap langit-langit
ruangan dengan tatapan kosong dan mencoba untuk memikirkan sesuatu. Tiba-tiba
dalam benaknya terlintas kejadian sewaktu dia kehilangan ingatan, tapi dia
tidak ingat begitu jelas. Mungkin selama ini dia tidak mencoba untuk
memikirnya.
“Hmmm… namja si
rambut pirang” ucapnya tiba-tiba, “sekarang aku mengingatnya dan terakhir kali
kami bertemu adalah di…di dimana ya” guman Hee rin, “ahh di rumah sakit ya
dirumah sakit akan kutanyakan ini pada eomma” ucapnya lalu bangkit dari
tempatnya bermalas-malasan.
Hee rin
menghampiri eommanya yang sedang berada didapur. “Eomma” panggil Hee rin.
“Ne, Wae??
Bukannya kau tadi sedang tidur??” tanya eomma padanya.
“Ani aku tidak
tidur” jawab Hee rin, “eomma aku ingin bertanya sesuatu padamu” lanjutnnya.
“Wae?
Katakanlah” jawab eomma
“Hmmm… apa eomma
ingat kejadian satu setengah tahun yang lalu??” tanya Hee rin.
“Kejadian yang
mana? Banyak yang terjadi pada waktu itu” jawab Hee rin eomma.
“Aduh eomma ini,
ituloh saat aku kehilangan ingatanku”.
“Ooh, yang itu”
eomma mengangguk mengerti, “memangnya kenapa dengan itu?” tanya eomma pada Hee
rin.
“Apakah eomma
ingat dengan namja berambut pirang itu??” tanyanya lagi.
Hee rin eomma
berpikir sebentar lalu berkata “hmmm… ya eomma ingat”.
“Apakah eomma
tahu siapa namanya?” tanya Hee rin sambil memandang eommanya itu, “eomma entah
mengapa akhir-akhir ini dia sering mucul dibenakku”.
“Eomma tidak
begitu ingat eomma hanya ingat nama depannya saja” jawab Hee rin eomma,
“seingat eomma nama depannya Jo setelah itu eomma lupa”.
“Jo apa eomma,
Jo itu banyak” tanya Hee rin memaksa.
“Kenapa tidak
kau tanyakan saja pada Minwoo, mungkin dia tau” jawab eomma.
“Ah benar juga,
gomawo eomma” ucap Hee rin sambil memeluk eommanya lalu pergi.
***
Sore itu usai sekolah Hee rin pulang sendiri karena Minwoo tidak
bisa mengantarnya. Hee rin pulang dengan berjalan kaki, dia ingat terakhir kali
dia berjalan melewati ini adalah sekitar satu setengah tahun yang lalu, saat
sedang berjalan dia teringat akan sesuatu. “hmmm… bukankah ini jalan yang
pernah kulalui bersama namja pabo itu ya” guman Hee rin, “tapi aku tidak ingat
apa yang terjadi” lalu Hee rin berhenti dan berpikir sebentar “ah sudahlah aku
pulang saja” entah sesuatu apa mengusik pikirannya.
***
"Oia aku
lupa menanyakan pada Minwoo tentang namja pabo itu” ucap Hee rin menepuk
jidatnya sambil menghempaskan tubuhnya kekasur. “Apa lebih baik kutelepon saja
dia” lalu mengambil ponselnya dan menekan tombol call.
“Wae?? Kau
merindukan ku?” ucap namja ditelepon itu yang tak lain adalah No Minwoo.
“YA! Pede sekali
kau, siapa juga yang merindukanmu” jawab Hee rin kesal.
“Lalu untuk apa
kau menghubungiku? Kalau begitu ku matikan saja” goda Minwoo.
“Wait wait…
baiklah aku merindukanmu sebenarnya tidak hahaha” balas Hee rin, “begini…
sebenarnya aku ingin menanyakan sesuatu padamu” lanjut Hee rin sedikit ragu.
“Kau ingin
menanyakan apa?”
“Hmm… apakah kau
ingat pada namja berambut pirang yang dirumah sakit waktu dulu?” tanya Hee rin
ragu ragu.
Minwoo diam
sejenak lalu berkata “Untuk apa menanyakannya?” nada suara Minwoo tiba-tiba
berubah dingin.
“Ah ani aku
hanya ingin tahu namanya saja selebihnya tidak, hahaha” jawab Hee rin dengan
tawaan hambar “kau pasti tahu kan?”
“Ku pikir kau
tahu namanya” ucap Minwoo.
“Ani aku tidak
tahu” jawab Hee rin
“Si rambut
pirang itu namanya Jo Youngmin” ucap Minwoo
“Jo… Youngmin”
ucap Hee dan kemudian terdiam saat tau nama yang disebutkannya itu. Perlahan
memori otaknya berputar mencoba mengingat saat dia bersama namja yang bernama
Jo Youngmin itu dan matanya membulat saat tau dia namja yang dulu menabraknya
itu adalah teman semasa kecilnya dulu.
“Hee rin~a apa
ada lagi yang ingin kau tanyakan?” tanya Minwoo.
“Ah aniya” jawab
Hee rin, “gomawo Minwoo-ya.”
“Kalau begitu
sudah ya” ucap Minwoo, “tut” telepon terputus.
“Ne” Hee rin
meletakan ponselnya dan membiarkan memorinya memutar ulang kejadian yang
seharus tidak hilang dari hidupnya. “Ah Jo Youngmin… namja pabo yang pernah
kusukai dan aku tak tahu apa aku masih menyukaimu?” Hee rin menghembuskan
nafasnya dan berkata lagi “ooia kenapa waktu itu aku mengusirmu? Pabo! Coba kau
beritahu nama mu.” “lagi pula aku tak memberimu waktu untuk menjelaskan.” Hee
rin hanya berbicara tak jelas, bertanya dan menjawab sendiri pertanyaan yang
dibuatnya dan sepanjang malam itu dia
sebuk dengan pikirannya sendiri.
***
Hari ini Hee rin juga pulang sendiri karena Minwoo tak bisa
mengantarnya. Hee rin melewati jalan itu lagi, dan kini dia berjalan kearah
bangku dekat pohon disekitar situ dan duduk sambil menikmati sejuknya angin
sepoi-sepoi yang meniup rambut yeoja cantik itu.
“Huaaaa….
Rasanya nyaman sekali, aku jadi mengantuk” ucapnya sambil merenggangkan
otot-ototnya yang lelah karena harus belajar seharian.
Hee rin mengambil ipod, memasangkan headset ketelinganya dan mulai
memejamkan matanya. Belum lama Hee rin memejamkan matanya tiba-tiba dia duduk
tegak menarik headset dengan cepat dan berusaha berpikir, karena dengan sekejap
kejadian disaat Hee rin pulang berjalan kaki dengan namja itu terlintas
dipikirannya dimana saat Hee rin memanggilnya oppa dan bertanya padanya “apakah
oppa suka padaku?” dimana saat dia menjelaskan bagaimana dirinya ketika berada
didekat namja itu dan yang terakhir saat namja itu dengan tiba-tiba saja
menciumnya dan berkata “Hee rin~a jeongmal saranghae” lalu mendekapnya dengan
erat yang membuatnya terasa nyaman. Entah kenapa tiba-tiba saja kejadian itu
terlintas begitu saja tanpa diundang. Hee rin hanya bisa diam seribu bahasa dan
tak terasa air matanya meluncur begitu saja, dia mulai menangis hingga membuat
bahunya berguncang hebat sampai ia harus metup mulutnya dengan tangannya takut
kalau ada orang yang mendengarnya menangis disini.
“Jo Youngmin…
mianhaeyo” guman Hee rin sambil terisak, “jeongmal mianhaeyo.”
Dengan gontai Hee rin berjalan
menuju rumahnya, langit yang tadinya cerah sekarang menjadi gelap menandakan
hujan akan turun membasahi bumi. Matanya masih sembab tubuhnya menjadi lemah,
hati bagai teriris ingin rasanya pingsan tapi tidak bisa, Hee rin mengingat
bagaimana dulu ia mengusir namja itu dengan kejamnya dan tidak membiarkan dia
memberi penjelasan padanya.
#Flashback#
“YA! Namja pabo
ya! Urusan kita belum selesai” seketika Youngmin menghentikan langkahnya.
Hee rin beranjak
dari tempat tidurnya meskipun belum merasa begitu baik tapi karena ini
menyangkut dengan dirinya, dengan segera dia menghampiri namja itu. Youngmin
hanya pasrah saat Hee rin menarik tangannya keluar hingga sampai diatap rumah
sakit.
“Kau bukan nya
namja yang waktu itu menabrak ku eoh?” tanya Hee rin kesal.
“Ne, tapi aku
bisa menjelasannya” ucap Youngmin dengan tenang, dia tak ingin buru-buru takut
Hee rin tidak percaya tentu saja mana mungkin yeoja itu dengan mudahnya percaya
dengannya setelah apa yang terjadi.
“For what? Aku
tidak perlu penjelasanmu aku sudah tau apa yang terjadi, aku tau kau
memanfaatkanku disaat ingatanku belum pulih dan aku juga tau kau tidak
membiarkanku mengenal temanku padahal mereka sendiri teman terdekatku sedangkan
kau tidak” jelasnya panjang lebar, Youngmin hanya bisa memejamkan matanya
sambil memijit pelipisnya.
“Dengarkan aku
dulu, jebal” mohonnya pada Hee rin, tapi yeoja itu hanya memutar bola matanya.
“Sudah kukatakan
tak ada yang perlu dijelaskan, sekarang aku tidak mau melihatmu lagi jangan
pernah sekalipun kau muncul dihadapanku lagi.” Kata kata barusan benar benar
membuat hati Youngmin tertohok, setelah mengatakan itu Hee rin berbalik
meninggalkan namja itu. Saat menyadarinya Youngmin segera menahan tangan yeoja
yang dicintainya itu, dengan kasar Hee rin menarik tangannya tapi tetap ditahan
oleh Youngmin kemudian menarik yeoja itu dalam pelukannya. Sontak itu membuat
Hee rin kaget lalu mendorong tubuh namja itu dengan kasar lalu pergi
meninggalkanya.
“Park Hee rin”
panggil Youngmin dengan lembut.
“Jebal, jangan
memaksaku” balas Hee rin, sebenarnya saat namja itu menyebut namanya hatinya
sempat bergetar dan pelukan Yongmin tadi entah kenapa membuatnya merasa hangat
dan nyaman.
“Saranghae” ucap
Youngmin dari kejauhan tidak tahu yeoja itu mendengarnya atau tidak yang pasti
Hee rin tiba-tiba berhenti.
“Apa katanya,
kenapa jantung ini.” Hee rin memukul dadanya yang sesak ingin
Sejak saat itu Hee rin tak pernah
lagi melihat Youngmin disekolah atau dimanapun tentu saja bukankah Hee rin yang
mengusirnya dan menyuruhnya pergi. Bukan hanya Youngmin yang tak pernah di
lihatnya lagi tapi sahabatnya Choi Min ah juga ikut menghilang tidak tahu
kemana ia pergi dan tak mengatakan apa-apa sebelum ia benar-benar menghilang begitu
saja.
~End Flashback~
***
Sekarang Hee rin dan Minwoo sudah berkuliah disalah satu universitas
ternama di Korea yaitu Seoul University. Yah setelah mati-matian belajar
akhirnya mereka berdua tetap berkuliah ditempat yang sama sesuai janji mereka
waktu itu walaupun berbeda jurusan. Minwoo mengambil jurusan manajemen karena
katanya dia disuruh untuk melanjutkan perusahaan appa nya sedangkan Hee rin
mengambil jurusan photografi entah apa yang yang membuatnya mengambil jurusan
itu tapi dia suka. Dan pagi ini adalah hari pertama mereka kuliah tapi ternyata
Hee rin kesiangan.
Hee rin membuka
kedua matanya kemudian mengerjap-ngejap melirik kearah jam yang berbentuk hati
itu dan membelalakan matanya “Huaaaa… eomma kenapa tidak membangunkan ku sih”
teriak Hee rin dalam kamarnya, dengan cepat dia bangun dan berlari menuju kamar
mandi.
“Salah sendiri
dari tadi eomma sudah meneriaki mu Hee rin” teriak eommanya dari dapur yang
sedang menyiapkan sarapan untuk purtinya yang aneh itu.
Hee rin
menghampiri eommanya dan segera meneguk susu yang sudah disiapkan ibunya.
“Eomma aku pergi dulu ya” ucapnya cepat lalu menyambar roti dan memasukan
kemulutnya “annyeong” ucapnya dengan mulut yang masih penuh, si eomma hanya
menggeleng-gelengkan kepala melihat kelakuan purtinya itu.
***
Hee rin itu
menghembuskan nafasnya saat tiba didepan kampus ternama itu dan dia melirik jam
tanganya “aisssh aku telat semoga saja dosennya belum masuk.”
Yeoja itu berjalan dengan terburu-buru memasuki koridor kampus dan
dengan tidak sengaja dia menabrak seorang namja yang berada didepannya dan
membuat namja itu terhuyung tapi Hee rin tidak peduli dia terus berjalan.
“YA! Yeoja pabo
apa kau tak punya mata” teriak namja itu, tentunya dia tak terima.
Hee rin berhenti
sebentar lagi dan berjalan lagi tak menggubris perkataan namja itu “kalau saja
aku tidak sedang terburu-buru sudah kuladeni kau seenaknya bilang aku tak punya
mata” rutuk Hee rin kesal dalam hati.
Namja tersebut
merasa kesal “YA! Kau ingin mati huh? Setidaknya minta maaf.” Namja itu
langsung berlari mengejar Hee rin yang tetap tak mau peduli dengan ucapannya.
Dengan satu hentakan dia berhasil menarik tangan Hee rin dan memutar tubuh
yeoja itu menghadapnya “YA! Yeoja pabo apa kau tuli huh?” teriak namja itu
kesal saat berhasil menghentikana yeoja itu tapi dia terkejut karena yeoja yang
sempat membuatnya kesal yang ada dihadapanya sekarang tak lain adalah Hee rin.
What???
“Jo… Youngmin
kau…” Hee rin tak tau harus berkata apa karena sangkin terkejutnya, ini sungguh
diluar dugaan.
~TBC~
Otthe?? Gak bagus yaa…T_T
Comment
ya cingu… gomawo uda mau baca, ditunggu ya next part nya hehehe
Oh
iya yang mau request fan fic boleh menghubungi saya di twitter me
@fcsboh
Khamsam… ^^
Tidak ada komentar:
Posting Komentar