Minggu, 23 November 2014

Only You Are My First and Last Love – Part 6



Only You Are My First and Last Love – Part 6

Title                 : Only You Are My First and Last Love – Part 6
Author            : fcsboh
Genre              : Angst, Friendship, Romance
Length            : Chapter
Rating             : PG-15
Main Cast      :
§  Park Hee Rin (OC)
§  No Min Woo (Boyfriend)
§  Jo Youngmin (Boyfriend)
§  Choi Min Ah (OC)
§  Jo Kwangmin (Boyfriend)
§  Kim Yoo Jin (OC)


Hai aku kembali J, pertama-tama saya mau minta maaf yang sebesar-besar atas ke sangat terlambatan ff ini. Saya harap kalian mau memaafkannya *hiks…hiks…. I’m very busy, so I’m very sorry, mau kah kalian memaafkan saya yang tidak bertanggung jawab ini? jangan maafkan*. Saya sangat sangat berterima kasih untuk para reader’s yang mau membaca fanfic saya.  Kalian tahu kalian adalah penyemangat saya, I love you ALL*Hugs really tight*. Saya akan sangat senang jika para readers mau menuliskan pendapat atau komentar teman-teman tentang ff saya ini. Terima Kasih.

A/n: yang beraris miring berari bahasa asing.

Selamat membaca (^_^)

Cerita sebelumnya.

“Park Hee Rin” Hee rin mendongakkan kepalanya mendengar Min ah dan suara namja yang memanggil namanya secara bersamaan.

“Mwo? Minwooya?” Hee Rin benar-benar terkejut, tak habis pikir dengan apa yang dilihatnya.

“Dan…Jo Youngmin” Min ah dan Minwoo kini menunjuk kearah Kwangmin yang tidak tahu apa-apa.

The next chapter….

Me?” Kwangmin menunjuk dirinya sendiri dan kedua orang itu mengangguk, “No I’m not.

Aigoooo Min Ah” Hee Rin berjalan kearah Min Ah “kau kemana saja selama ini hah? Aku sangat merindukan mu, kau tahu” ucapnya sambil memeluknya erat.

Mianhe, aku juga merindukan mu Hee Rin” Min Ah mempererat pelukan mereka. “Oh ya ngomong-ngomong kau Youngmin kan?” Min Ah menunjuk kearah Kwangmin. Kwangmin hanya menggelengkan kepalanya.

“Jadi?” Minwoo menimpali.

“Perkenalkan nama saya Jo Kwangmin dan Youngmin bukan saya dan saya bukan Youngmin karena saya adalah Kwangmin sitampan dan wanita cantik disamping ini adalah nae yeojachingu.”  Kwangmin melihat ke Hee Rin yang sedang membelalakan matanya karena ucapan pria itu.

Mwoya? Jangan sembarangan. She’s my girl” ucap Minwwo kesal.

“Pletak” pukulan mulus mendarat tepat di kepala Kwangmin, “Pabo! Apa yang kau katakan? Cepat katakan dengan benar dan jangan mengarang!” desis Hee Rin.

“Awww…oke kalau begitu akan ku ulangi, ta-tapi benar kau pacar pria ini?” tanya nya sambil berbisik. “Ya ampun Hee Rin selera mu ren-” Kwangmin menunjuk ke arah Minwoo seolah-olah Minwoo tak pantas untuk wanita itu.

“Kwangmin...” Hee Rin langsung memotong ucapan pria yang disampingnya itu dan menatapnya dengan tatapan geram karena dia sudah tahu maksud pria itu.

“Ehem ehem…oke. Joneun Jo Kwangmin imnida bangeupsemnida” Kwangamin menunduk sopan.

“Jadi kau benar bukan Jo Youngmin si namja berambut pirang dulu itu?” tanya Min Ah masih sedikit bingung.

Aissshhh jinja…kenapa tidak ada yang percaya kalau aku bukan si tukang tidur itu, jelas-jelas aku lebih tampan sedikit darinya, walaupun hanya sedikit.”  Kwangmin terkekeh pelan.

“Baiklah biar aku yang jelaskan” Hee Rin menghela nafas, “jadi begini, dia ini memang bukan Youngmin melainkan Kwangmin kembarannya Youngmin, mereka berdua adalah saudara kembar” jelasnya.

“Oooohhhh” Min Ah dan Minwoo hanya ber-oh ria.

“Oh ya, ngomong-ngomong apakah kau juga kuliah disini?” Hee Rin bertanya kepada Min Ah yang sedang melihat dan meneliti Kwangmin.

Aigooo…daebakkkk benar-benar mirip ckckckc” Min Ah menggeleng-gelengkan kepalanya sambil berdecak kagum.

“Min Ah kau tidak mendengarku?” Hee Rin terlihat kesal karena Min Ah masih memperhatikan Kwangmin. “YA! Choi Min Ah!” kali ini Hee rin berteriak agar Min Ah mendengarnya dan ternyata berhasil.

“Eh? Ne ne. Jangan bilang kau juga berkuliah disini?” tanya Min Ah.

“Aisshhh…dasar kau.” Hee Rin berdecak melihat kelakuan sahabatnya itu. “Ne, seperi kata mu aku juga berkuliah disini. Ini benar benar gila kita semua bertemu disatu kampus yang sama.”

“Oh ya teman-teman maaf aku harus kembali” Min Ah tiba-tiba mengingat dia masih ada mata kuliah selanjutnya. “kalau begitu aku permisi dulu, sampai ketemu lagi” Min Ah melambaikan tangan sambil berjalan meninggalkan ruangan.

“…..”

“Jadi, apa kita akan kembali ke kelas juga?” tanya Kwangmin untuk memecahkan keheningan.
“Oh iya, bagaimana dengan mu?” Hee Rin mengarahkan pandangan nya pada Minwoo.

“Tidak, aku masih ingin berada disini karena memang jam kuliah ku sudah selesai.”

“Kalau begitu bye Minwoo” Hee Rin melambaikan tangan nya sambil tersenyum, tapi saat dia ingin melangkah pergi dia menarik tangan wanita itu. “Kenapa Minwoo?” tanyanya, lalu memberikan isyarat agar Kwangmin menunggu diluar.

“Hmm…apa kau punya waktu hari Sabtu ini?”

“Hari Sabtu? Memangnya nya kenapa? Apa kita mau kencan?”

“Iya Sabtu. Memang nya kau sangat ingin berkencan dengan ku, huh?” Minwoo menggoda nya.

“Hah, pede sekali kau” jawab Hee Rin sambil memutar bola matanya “terus kita akan apa hari Sabtu?”

“Aku ingin membicara kan sesuatu, sangat penting jadi kau harus bisa” nada bicara nya berubah menjadi serius.

“Penting? Terdengar menyeramkan kalau kau yang mengatakannya” mereka tertawa bersamaan, “oke baiklah dan hmmm….tapi dimana kita bertemu?”

“Di taman yang ada didekat rumahmu saja.”

“Oh oke. Sampai ketemu” pamit Hee rin.

Minwoo mengagguk dan mengusap kepala nya. “hati-hati chagi” katanya pelan.

Hee rin sempat terhenti sebentar saat mendengar Minwoo memanggilnya ‘chagi’ lalu melanjutkan langkahnya lagi. Entah kenapa tiba-tiba saja perasaan nya menjadi sedih, ya dulu Minwoo memang memanggilnya chagi karena Hee rin adalah yeojachingu nya, tapi karena kesibukan masing-masing, mereka jarang menghabiskan waktu bersama. Hee rin sempat berpikir apakah dia mencintai Minwoo, karena yang dia tahu hatinya sudah dimiliki oleh pria yang lain.

***

Kediam Jo, Yongsan Gu 22nd

            Sambil membawa dua cangir kopi Kwangmin berjalan ke arah kamar hyungnya yang bersebelahan dengan kamarnya. Mereka memang tidak satu kamar walaupun kembar.

“Hyung boleh aku masuk? Aku membawakan kopi untukmu.” Kwangmin mengintip dari celah pintu yang sedikit terbuka.

“Hmm” Youngmin hanya mengguman.

Kwangmin melangkah masuk dan meletak dan meletakkan kopi milik Youngim di atas meja belajarnya, lalu duduk di tepi tempat tidur Youngmin sambil menyesap kopi nya sedikit sedikit. “Hyung minumlah” katanya pada Youngmin yang bersandar pada tempat tidur sambil membaca buku.

“Ada apa kau kesini?” Youmgmin melirik kearah Kwangmin yang sedang tersenyum menatapnya, “dan kenapa dengan senyum mu itu? Apa kau sudah mulai gila?” Kwangmin hanya membalas dengan terkekeh.

“Hyung…” Kwangmin berhenti lama sebelum melanjutkan kembali, “seperti nya aku benar-benar jatuh cinta pada wanita itu.”

Yougmin sedikit terkejut, ‘jangan bilang Hee rin’ pikirnya dan berkata “yang mana? Wanita kan banyak” berharap itu bukan Hee rin nya, melihat dari awal masuk mereka berdua memang dekat.

“Park Hee rin” ucap Kwangmin seraya tersenyum lebar, “dia sungguh mempesona hyung”

Bingo~ seperti dugaan Youngmin, ternyata benar yeoja itu adalah Hee rin. Pesonanya memang tidak bisa ditolak. Pria mana yang tidak jatuh cinta padanya setelah melihat senyumnya. Sakit memang tapi apa yang bisa dia lakukan, melihat dia bukan siapa-siapa bagi wanita itu.

“Tadinya dia mau kuberikan padamu hyung, tapi sepertinya kau tidak berminat”

“Kau pikir dia barang huh? Yang bisa kau berikan lalu kau buang. Jangan bermain-main kalau kau tidak serius.”

“Tidak hyung, kali ini aku serius” Kwangmin meyakinkan hyungnya, “dan ku harap dia juga menyukaiku.”

Youngmin tidak bisa menyalahkan Kwangmin kalau memang benar Hee rin menyukai adiknya itu. Yang harus disalahkan adalah dirinya sendiri, yang dulunya bodoh sampai membuat wanita itu membencinya. Di lain hal Kwangmin juga tidak tahu kalau ternyata Youngmin mencintai Hee rin, yang adiknya itu tahu hanya mereka adalah teman waktu kecil. Karena dia tidak ingin merusak kebahagiaan diwajah Kwangmin dia hanya berkata “kalau begitu baguslah” hanya itu yang bisa dikatakannya.

“Tapi hyung…” tiba-tiba senyumnya berbalik dan sekarang Kwangmin cemberut.

Wae?”

“Dia milik seseorang” jawabnya menunduk.

“Ah kan, wanita seperti itu mana mungkin tidak punya pacar” Youngim mengerutkan keningnya lalu melanjutkan, “tapi siapa pria beruntung itu?” Youngmin turun dari tempat tidur untuk mengambil kopinya.

“Hmm…sebentar aku ingat-ingat dulu, kemarin siang aku bertemu dengan nya diperpustakan saat aku dan Hee rin sedang mencari objek untuk difoto” kwangmin mengetuk-ngetukan jarinya di atas lututnya dan “Ah…kalau tidak salah namanya Minwoo” Youngmin yang sedang menyesap kopinya langsung terbatuk, “kau kenapa hyung?” tanya Kwangmin sedikit bingung.

“Kwangmin kau harus merebutnya” Yongmin kembali meneguk kopinya dan kali ini tanpa terbatuk.

“Tapi kau harus membantu ku hyung” Kwangmin memandang hyung nya penuh harap.

Youngmin berdecak “apa yang harus kubantu, huh? Jangan menyusahkan ku, aku sudah cukup susah.” Dia kembali meneguk kopinya.

“Kau undang dia saat pesta pertunagan mu dan Yoo jin yang akan di adakan dua minggu lagi, bagaimana?” Kali ini Youngmin tidak hanya terbatuk tapi menyemburkan kopi nya tepat ke wajah Kwangmin.

“YA! Hyung, apa lagi sekarang” teriak Kwangmin sambil menyentuh wajah nya yang basah.

Youngmin memberikan tissue padanya “astaga Kwangmin, kau ini bisa membuat ku gila” Youngmin mengacak-acak rambutnya frustasi.

“Kenapa kau harus gila, kau kan tinggal mengundang nya saja dan aku akan mengajaknya datang bersamaku.”

“Bukan itu masalahnya, kau tidak mengerti.”

“Lalu apa hyung? Apa kalian dulu tidak berhubungan baik? Mengingat waktu kalian bertemu mukanya terlihat kesal.”

“Bisa dibilang begitu” Yougmin tidak ingin mengatakan bahwa Hee Rin sebenarnya membencinya karena itu akan membuat adiknya terus bertanya.

“Ya sudah kalau begitu biar kusuruh Yoo Jin untuk meng-“

“Jangan!” Potong Youngmin tiba-tiba, “jangan pernah libatkan wanita itu, dia itu pembuat masalah jadi biar aku saja” ucap Youngmin akhirnya, dia tidak ingin wanita manja itu bicara yang tidak-tidak.

“Baiklah hyung, jeongnmal gomawo” Kwangmin hendak memeluk hyungnya dan langsung dihentikan oleh Youngmin.

“Sudah pergilah” Youngmin menyeret adiknya itu kedekat pintu, mendorongnya keluar dan menutup pintu. Kejamnya.

“YA! Hyung” teriak Kwangmin dari luar.

Saat Kwangmin benar-benar sudah pergi, Youngmin kembali berbaring ditempat tidurnya menyangga kepalanya dengan kedua tangan, menatap langit-langit dan berpikir ‘bagaimana aku bisa mengundangnya tanpa merasakan sakit, melihatnya menatapku dengan tatapan dingin saja membuat hatiku sakit apalagi harus berada diruangan yang sama dengan nya dalam waktu yang lama dan melihatnya berduaan dengan Kwangmin, Oh God itu pasti sangat menyiksa’ Youngmin memejamkan matanya.

***

Seoul University 23rd

Kwangmin berjalan bersebelahan dengan Hee Rin menyusuri koridor untuk menuju taman yang berada di belakang kampus, tempat yang biasa mereka datangi bila sedang tidak ada jam kuliah atau jam pulang. Dari kejauhan ada dua orang yang memperhatikan mereka, pertama dari arah yang berlawanan, Minwoo yang sedang memperhatikan yeojachingu nya berbicara sambil tertawa pada pria yang berada disampingnya dan yang kedua dari arah taman belakang ke tempat yang akan mereka tuju. Dari sana Youngmin melihat tawa riang wanita itu hanya karena perkataan Kwangmin yang mungkin lucu. Mereka berdua tidak tahu kalau kedekatan mereka membuat dua orang terluka. Sebelum Hee rin dan Kwangmin menyadari ada yang memperhatikan, keduanya segera beranjak meninggal kan tempat mereka.

Hee rin mendudukan dirinya di bangku yang ada di taman itu. “Kwangnin kau sudah makan siang?” tanyan nya pada pria yang sedang asik dengan kameranya. Kwangmin sepertinya tidak mendengar suara wanita itu sampai akhirnya sebuah pukulan mendarat dikepalanya “plak” “YA! Apa kau mendengar ku, huh?” teriaknya dengan raut wajah kesal.

Kwangmin mengusap-usap kepalanya yang baru dipukul, “what’s wrong baby?” dia bertanya sambil mengerutkan keningnya.

“Kau sudah makan apa belum?” masih dengan raut wajah kesal Hee rin menambahkan “dan siapa yang kau sebut baby, aku bukan baby mu.”

“Ckckck…kau galak sekali, iya iya aku belum makan dan oh, you’ll be my baby soon.” Kwangmin menyunggingkan senyumnya yang paling menawan.

Pipinya merona, bukan karena perkataan pria itu melainkan senyumnya yang menurutnya sangat tampan ‘Ya Tuhan mereka benar-benar mirip’ jantungnya pun berdetak dua kali lebih cepat dari biasanya, Hee Rin mengalihkan pandangannya agar Kwangmin tidak bisa melihatnya, lalu mengambil bekal yang sudah disiapkannya untuk mereka berdua “ini makanlah” katanya sambil memberikannya pada Kwangmin.

“Woaaahhh…benarkah? Kau baik sekali membuatkan bekal, gomawo

Ne. Aku sengaja membuat dua, satu untuk mu dan satu untuk ku.”

Kwangmin hanya mengangguk-anggukkan kepalanya sambil memakan bekalnya, “daebaakkk, ini enak sekali…Hee rin menikahlah denganku.”

Hee Rin yang mendengarnya langsung tersedak “mwo? Uhuk...uhuk...” Kwangmin tertawa sambil mengusap-usap punggung supaya tidak batuk lalu memberikan air.”Kwangmin! Dasar kau ini, tak bisa sehari saja kau tidak membuatku kesal.” Hee Rin melengkungkan bibirnya.

“Cup cup cup…jangan cemberut begitu, wajah mu jadi jelek.” Kwangmin menggodanya sambil memegang dagu wanita itu.

“Jangan pegang-pegang.” Hee Rin menepis tangan Kwangmin yang menyentuhnya.

“Aissshhh…wanita ini benar-benar galak.” Kwangmin mengacak rambut Hee Rin dengan gemas.

“YA! Jangan merusak rambut ku pabo.” Hee Rin memukul lengan pria yang kali ini benar-benar membuatnya kesal.

“Ok ok, jangan marah dong....” Kwangmin memperlihatkan wajah lucu agar Hee Rin tidak kesal, dan bekata “hari Sabtu ke rumah ku ya?”

“Sabtu? Sabtu minggu ini?”

Yes, can you?” Kwangmin menutup bekalnya dan mengembalikan nya ke Hee Rin. “Thank you so much

“Hmmm…sepertinya aku tidak bisa, aku harus bertemu Minwoo Sabtu ini” jawab Hee Rin.

“Aahh…aku lupa kau sudah punya pacar. Mau berkencan kah? Baiklah minggu depan saja.” Kwangmin menunduk kecewa.

Hee Rin menyadari raut kecewa diwajahnya. “Kami tidak berkencan, ada sesuatu yang penting yang ingin Minwoo bicarakan, katanya sih begitu jadi aku minta maaf ya.” Hee Rin jadi merasa tidak enak.

It’s ok, you shouldn’t say sorry to me.” Kwangmin menyunggingkan senyumnya, “tapi minggu depan kau harus kerumah ku karena aku ingin menunjukkan sesuatu padamu.”

“Pasti” balas Hee Rin sambil tersenyum.

“Kalau begitu mari kita pulang, kajja.”Kwangmin menunggunya merapikan bekalnya lalu menarik tangan wanita itu dan berjalan meninggal bangku taman yang mereka duduki.

***

Crimson Park, Saturday 25th

            Sabtu itu Hee Rin sedang bersiap-siap untuk bertemu Minwoo jam 10 di Crimson Park. Dia mengenakan pakaian santai yang tidak terlalu mencolok, kaos berwarna putih dan jeans biru dipadu dengan cardigan berwarna krem dan sneakers yang biasa dipakainya. Sebelum pergi dia berpamitan dengan ibunya dan berangkat menuju taman yang berada tidak jauh dari rumahnya. Saat tiba Hee Rin melihat Minwoo belum datang dan dia memutuskan untuk duduk di salah satu bangku taman sambil bersenandung kecil. ‘Apa yang ingin di bicarakannya ya’ gumannya. Dia tak sadar kalau Minwoo sudah berada tak jauh dibelakangnya.

“Hei! Sudah lama?” Hee Rin dikejutkan dengan kedatangan Minwoo yang tiba-tiba.

“Aissshhh Minwoo~ya kau mengagetkan ku saja.” Hee Rin melihat Minwoo menyeringai, “hei kau jangan senyum-senyum, duduk sini” Hee rin menepuk tempat kosong yang ada disebelahnya.

“Haha, masa begitu saja kaget, iya aku duduk.” Minwoo duduk agak dekat dengan Hee Rin.

“YA! Kenapa dekat-dekat?” Hee Rin menggeser duduknya.

“Wae? Tidak apa kan kita duduk dekat-dekat? Aku kan namjachingu mu chagi, kau lupa huh?” Minwoo merangkul pundaknya dan menariknya mendekat, Hee Rin sempat meronta tapi akhirnya dia menyerah juga.

Hee Rin sebenarnya gugup, tapi jantungnya tidak berdetak cepat seperti saat dia bersama Kwangmin. “Jadi apa yang ingin kau bicara kan?” tanya nya.

“Aku akan bertanya, tapi kau harus menjawabnya dengan jujur.” Minwoo melepaskan rangkulannya dan memutar tubuh wanita itu agar mengahadapnya.

“Memangnya apa yang ingin kau tanyakan kan, kulihat wajahmu serius sekali.” Hee Rin merasa tidak nyaman dengan tatapan serius Minwoo. “Hei jangan menatapku seper—“

“Apakah kau mencintaiku?” Minwoo memotong ucapan Hee Rin. Wanita itu tidak bergeming sedikitpun karena pertanyaan yang diluar dugaan.

“….” Minwoo menunggu jawaban nya. Hee Rin tidak tahu apa yang harus dia katakan.

To be countinue…

Ayo tebak Hee Rin bakalan sama siapa? Penasaran kan? Tunggu cerita selanjutnya ya :-D
Maaf kalau typo nya banyak >_<

Attention
Do not reupload without my permission, thanks.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar